Apa yang dimaksud dengan Bali belly?

“Bali Belly” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penyakit diare atau masalah pencernaan yang sering dialami oleh wisatawan di Bali, Indonesia. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, atau parasit yang tidak biasa bagi sistem pencernaan wisatawan. Gejalanya meliputi mual, muntah, diare, kram perut, dan dehidrasi.

Penyebab umum “Bali Belly” bisa termasuk air yang tidak bersih, es yang tidak higienis, makanan yang tidak dimasak dengan baik, atau kontak dengan permukaan yang tidak steril. Untuk menghindari “Bali Belly,” wisatawan disarankan untuk meminum air kemasan, menghindari es batu yang tidak jelas asalnya, dan berhati-hati dalam memilih tempat makan.

“Bali Belly” bisa dianggap sebagai bentuk food poisoning (keracunan makanan). Food poisoning terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh patogen seperti bakteri, virus, atau parasit, yang menyebabkan gejala seperti diare, mual, muntah, dan kram perut.

Dalam konteks “Bali Belly,” gejala ini biasanya diakibatkan oleh makanan atau air yang terkontaminasi, mirip dengan food poisoning pada umumnya. Patogen umum yang sering menyebabkan “Bali Belly” termasuk Escherichia coli (E. coli), Salmonella, atau virus seperti norovirus. Namun, istilah “Bali Belly” lebih spesifik digunakan untuk menggambarkan kondisi ini yang dialami oleh wisatawan di Bali.

penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) seperti “Bali Belly” bisa diatasi dan dicegah. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan dan pengobatan:

Pencegahan:

  1. Higienis dalam Makanan dan Minuman:
    • Minum air kemasan atau air yang sudah dimasak.
    • Hindari es batu jika tidak yakin tentang kebersihannya.
    • Hindari makanan yang tidak dimasak dengan baik, terutama daging, seafood, dan produk susu.
    • Makan di tempat-tempat yang memiliki reputasi baik dan memperhatikan kebersihan.
  2. Cuci Tangan:
    • Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan, setelah menggunakan toilet, atau setelah beraktivitas di tempat umum.
    • Gunakan hand sanitizer jika sabun dan air tidak tersedia.
  3. Hindari Makanan Mentah atau Setengah Matang:
    • Hindari konsumsi buah dan sayuran yang tidak dicuci atau yang dipotong dan disajikan di tempat terbuka.
    • Pilih makanan yang dimasak dengan matang, karena panas membunuh sebagian besar patogen.
  4. Hindari Kontak dengan Hewan:
    • Jika berada di pasar tradisional atau tempat di mana hewan dijual atau disembelih, hindari kontak langsung dengan hewan atau produk hewan.

Pengobatan:

  1. Rehidrasi:
    • Minum banyak cairan, terutama air atau larutan rehidrasi oral (oral rehydration salts, ORS) untuk menggantikan cairan yang hilang akibat diare dan muntah.
    • Hindari minuman berkafein atau beralkohol, karena bisa memperburuk dehidrasi.
  2. Istirahat:
    • Beristirahat yang cukup untuk membantu tubuh pulih.
  3. Obat-obatan:
    • Obat anti-diare yang dijual bebas bisa membantu, tetapi sebaiknya digunakan dengan hati-hati dan hanya jika diare sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
    • Jika gejala berat atau berlanjut lebih dari beberapa hari, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Antibiotik mungkin diperlukan untuk infeksi bakteri.
  4. Hindari Makanan dan Minuman Penyebab:
    • Hindari makanan dan minuman yang menyebabkan gejala sampai kondisi membaik.