Apa itu deuterokanonika?

Kanon dapat diartikan sebagai kumpulan buku/kitab suci yang dianggap sah/asli.

Tidak ada satu pun dari para rasul yang namanya tertulis di Alkitab yang mengenal Alkitab seperti yang kita kenal/miliki saat ini. Buku-buku yang merupakan bagian dari Kitab Suci baru dikanonisasikan berabad-abad setelah Kristus disalib. Bahkan ketika daftar tersebut ditetapkan pada tahun 382 M [1], tulisan-tulisan itu tidak dikumpulkan menjadi satu buku sampai setelah penemuan mesin cetak. Kanon hanya merupakan daftar buku-buku, bukan sebuah buku. Bahkan Alkitab Gutenberg diterbitkan dalam lebih dari satu volume [2].

Tidak ada kanon yang umum di antara orang Yahudi pada masa Yesus hidup di dunia sebagai manusia. Firman Tuhan yang tertulis memang awalnya dipercayakan kepada orang Yahudi, tetapi Tuhan tidak pernah memberikan mereka daftar isi. Karena alasan itu, sejak lama telah ada banyak perbedaan pendapat mengenai kanon—bahkan di antara orang Yahudi. Perjanjian Lama membutuhkan waktu lebih dari seribu tahun untuk disusun, dan daftar buku-buku yang disebut sebagai tulisan terilham terus bertambah seiring dengan turunnya wahyu dari Tuhan dalam masa itu.

Klaim bahwa tujuh buku deuterokanonik ditambahkan pada Konsili Trent (1546) untuk mendukung inovasi doktrin Katolik adalah mitos umum yang dengan mudah dapat dibantah. Umat Kristen awal terutama memakai terjemahan Yunani dari Perjanjian Lama, yang dikenal sebagai Septuaginta, yang mencakup tujuh buku deuterokanonik. Kanon Alkitab, termasuk 46 buku Perjanjian Lama dan 27 buku Perjanjian Baru, pertama kali ditetapkan oleh Gereja Katolik pada Konsili Roma pada 382. Keputusan ini diperkuat kembali oleh konsili-konsili berikutnya, termasuk Hippo (393), Carthage (397 dan 419), II Nicea (787), Florence (1442), dan Trent (1546). Secara historis, jelas bahwa bukan Katolik yang menambahkan buku-buku ini—Protestanlah yang menghapusnya [3].

Catatan:

[1] Decree of the Council of Rome (AD 382) on the Canon of Scripture during the reign of Pope Damasus I (AD 366-384). Merupakan kanon yang dipakai hingga saat ini oleh Gereja Katolik (ada ‘sisipan’ kitab-kitab Deuterokanonika di antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. “It is exactly the same canon used today by the Catholic Church. Martin Luther removed seven of those books, plus portions to Daniel and Esther.”

[2] Pada tahun 1436, Johannes Gutenberg, seorang pandai emas dari Jerman, mulai merancang mesin yang mampu mencetak halaman teks dengan kecepatan luar biasa pada masa itu—produk yang diharapkan bisa menutupi kerugian dari bisnisnya menjual cermin logam. Pada tahun 1440, Gutenberg telah menetapkan dasar-dasar dari mesin cetaknya, dan dalam sepuluh tahun berikutnya ia telah membangun prototipe yang bisa digunakan dari mesin cetak tersebut. Pada tahun 1454, Gutenberg mulai menggunakan mesin cetaknya secara komersial, menghasilkan ribuan indulgensi (surat pengampunan dosa) untuk Gereja Katolik. Tahun berikutnya ia mencetak Alkitab, buku pertama yang dicetak dengan mesin cetak huruf bergerak di Dunia Barat.

[3] Pernyataan bahwa Gereja Katolik menambahkan buku-buku deuterokanonik di Konsili Trent dibantah oleh bukti sejarah. Martin Luther menyertakan buku-buku ini dalam terjemahannya yang pertama dalam bahasa Jerman, yang mendahului Konsili Trent. Kitab-kitab deuterokanonik juga ada dalam versi King James pertama (1611) dan di Alkitab cetakan Gutenberg, yang dicetak satu abad sebelum Konsili Trent. Bahkan, buku-buku ini ada dalam hampir semua Alkitab sampai 1825, ketika Komite Edinburgh dari Perkumpulan Alkitab Asing Inggris (Edinburgh Committee of the British Foreign Bible Society) menghilangkannya. Hingga tahun 1825, bahkan Alkitab Protestan sering kali menyertakan buku-buku deuterokanonik, setidaknya sebagai lampiran.

Sumber:

  1. https://languages.oup.com/google-dictionary-en
  2. https://www.catholic.com/magazine/print-edition/how-to-defend-the-deuterocanonicals
  3. https://scarc.library.oregonstate.edu/omeka/exhibits/show/mcdonald/incunabula/gutenberg
  4. https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/indulgence
  5. https://taylormarshall.com/2008/08/decree-of-council-of-rome-ad-382-on.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *