Category Archives: Kesehatan

Apa beda malaise dan fatigue?

General malaise dan fatigue sering kali tumpang tindih, tetapi memiliki perbedaan penting dalam konteks medis dan pengalaman subjektif.

General Malaise

  • Definisi:
    Perasaan tidak enak badan secara keseluruhan, sering disertai sensasi bahwa ada sesuatu yang “tidak beres” pada tubuh.
  • Gejala:
    • Lemas atau lesu.
    • Kehilangan nafsu makan.
    • Perasaan tidak sehat tanpa gejala fisik yang spesifik.
  • Penyebab:
    Umumnya terkait dengan infeksi, penyakit kronis, efek samping obat, atau stres emosional.
  • Durasi:
    Bisa berlangsung singkat atau lebih lama tergantung penyebabnya.

Fatigue

  • Definisi:
    Kelelahan fisik atau mental yang signifikan dan persisten, bahkan setelah istirahat.
  • Gejala:
    • Kelelahan ekstrem.
    • Kurang energi untuk aktivitas sehari-hari.
    • Sulit konsentrasi atau gangguan memori.
  • Penyebab:
    Bisa disebabkan oleh kurang tidur, kondisi medis seperti anemia atau hipotiroidisme, aktivitas fisik berlebihan, atau stres.
  • Durasi:
    Biasanya lebih menetap dan membutuhkan evaluasi jika tidak membaik dengan istirahat.

Mengapa digoxin tidak rutin diberikan ke semua pasien jantung?

Digoxin tidak rutin diberikan kepada pasien jantung karena keterbatasan efektivitasnya, potensi toksisitas, dan adanya terapi modern yang lebih aman. Berikut adalah alasan utamanya:

  1. Spektrum Indikasi Terbatas
    Digoxin umumnya digunakan pada pasien dengan fibrilasi atrium (AF) dan gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi. Tidak semua pasien jantung membutuhkan digoxin, terutama jika fungsi jantung masih baik atau jenis aritmia tidak memerlukan kontrol frekuensi.
  2. Potensi Toksisitas
    Digoxin memiliki rentang terapeutik yang sempit, sehingga mudah menyebabkan toksisitas. Gejalanya meliputi mual, muntah, gangguan penglihatan (buram atau warna kekuningan), dan aritmia serius. Risiko meningkat pada pasien lanjut usia, dengan gangguan ginjal, atau yang mengonsumsi obat tertentu.
  3. Efektivitas Terbatas
    Digoxin tidak menurunkan angka kematian pada gagal jantung. Obat ini hanya memperbaiki gejala dan kualitas hidup, sehingga penggunaannya lebih fokus pada kontrol detak jantung pada fibrilasi atrium.
  4. Risiko Interaksi Obat
    Digoxin memiliki banyak interaksi obat, seperti dengan diuretik, amiodarone, verapamil, dan antibiotik tertentu, yang dapat meningkatkan risiko toksisitas.

Apa beda enukleasi, eviserasi, dan eksenterasi?

Menurut American Society of Ophthalmic Plastic and Reconstructive Surgery (ASOPRS) pada tahun 2005 dalam buklet untuk awam, beda enukleasi dan eviserasi adalah:

  • Enukleasi adalah pembedahan untuk mengangkat keseluruhan mata.
  • Eviserasi adalah pembedahan untuk mengangkat isi bola mata, menyisakan otot dan bagian putih mata.

Dokter Asa D. Morton pada Bab 23 dari buku “Ophthalmic Care of the Combat Casualty” menerangkan perbedaan enukleasi dan eviserasi ialah:

  • Enukleasi melibatkan pengangkatan bola mata dan sebagian nervus optikus anterior, dengan usaha untuk mempertahankan konjungtiva, kapsula Tenon, serta otot ekstraokular.
  • Eviserasi adalah pengangkatan isi bola mata tapi dengan menyisakan sklera dan, pada beberapa kasus, juga menyisakan kornea.

Dokter Bhavna Chawla, dalam acara AIOC 2010 membawakan makalah karyanya dengan Dokter Bajaj dkk berjudul “Orbital Exenteration: Current Indications”, di dalamnya tercantum:

  • Eksenterasi orbita adalah pembedahan destruktif yang dilakukan pada situasi klinis yang genting sebagai upaya menyelamatkan jiwa. Eksenterasi terutama dilakukan pada kondisi keganasan orbita dan kadang-kadang untuk infeksi dan inflamasi orbita yang mengancam nyawa.

Dalam laporan penelitiannya, “Orbital Exenteration: A 20-Year Study of 45 Cases”, dokter Arie Y. Gemet, dkk menerangkan tentang eksenterasi:

  • Eksenterasi orbita melibatkan pengangkatan jaringan lunak orbita termasuk bola mata. Prosedur tradisional mencakup pengangkatan bola mata, kelopak mata, konjungtiva, dan keseluruhan isi orbita termasuk area periorbita. Eksenterasi subtotal mencakup pengangkatan bola mata, konjungtiva, dan otot ekstraokular, tanpa dilakukan diseksi subperiosteal.

Apakah Perbedaan Klasifikasi BMI WHO dan Asia-Pasifik?

Indeks massa tubuh (IMT) atau BMI (body mass index) dihitung dengan rumus berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m²). Kategori BMI ini dibagi menjadi empat kelompok dengan titik batas yang berbeda menurut klasifikasi Asia-Pasifik dan WHO.

BMI Klasifikasi Asia-Pasifik

  • Underweight: < 18,5 kg/m²
  • Normal weight: 18,5–22,9 kg/m²
  • Overweight: 23–24,9 kg/m²
  • Obese: ≥ 25 kg/m²

Klasifikasi ini digunakan khusus untuk populasi Asia-Pasifik, yang cenderung memiliki risiko kesehatan terkait obesitas, seperti diabetes dan hipertensi, pada BMI yang lebih rendah dibandingkan dengan populasi global lainnya. Oleh karena itu, titik batas diturunkan agar risiko kesehatan dapat terdeteksi lebih dini pada masyarakat Asia.

BMI Klasifikasi WHO (Umum)

  • Underweight: < 18,5 kg/m²
  • Normal weight: 18,5–24,9 kg/m²
  • Overweight: 25–29,9 kg/m²
  • Obese: ≥ 30 kg/m²

Klasifikasi WHO ini berlaku secara global untuk berbagai populasi. Namun, penelitian menunjukkan bahwa risiko penyakit akibat obesitas pada orang Asia bisa muncul pada nilai BMI yang lebih rendah, sehingga klasifikasi Asia-Pasifik mengadaptasi batasannya sendiri.

Perbandingan kedua klasifikasi ini menunjukkan bahwa populasi Asia dikategorikan sebagai overweight atau obesitas pada nilai BMI yang lebih rendah dibandingkan dengan klasifikasi WHO.

Sumber: Lim, J.U., Lee, J.H., Kim, J.S., Hwang, Y.I., Kim, T.H., Lim, S.Y., Yoo, K.H., Jung, K.S., Kim, Y.K. and Rhee, C.K., 2017. Comparison of World Health Organization and Asia-Pacific body mass index classifications in COPD patients. International journal of chronic obstructive pulmonary disease, pp.2465-2475.

Bagaimana agar anak tetap sehat?

Setiap orang tua bahkan bapak/ibu guru pasti ingin anak-anak selalu dalam kondisi sehat. Perubahan musim yang terjadi dari musim kemarau ke musim penghujan (atau sebaliknya) yang sering disebut dengan musim pancaroba kerap kali menjadi masa anak sekolah ‘rajin’ tidak masuk sekolah karena sakit.

Untuk usia anak-anak di daerah tropis, tanda dan gejala penyakit yang sering menjangkiti anak-anak di masa pancaroba adalah demam, batuk, pilek, sakit menelan, bersin-bersin, sesak nafas, tidak nafsu makan, muntah, dan diare.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dilakukan secara teratur agar anak tetap sehat dan jarang sakit:

Cukupi kebutuhan nutrisi dan air

Kebutuhan nutrisi anak bisa mengacu pada angka kecukupan gizi (AKG), cek ke AKG yang terbaru. Sebagai contoh, untuk anak kelas 2-4 SD menurut AKG 2019 kebutuhan nutrisi dan airnya sebagai berikut:

Energi 1650 kkal, Protein 40 gram, Lemak total 55 gram, Asam lemak omega 3 0,9 gram, Asam lemak omega 6 10 gram, Karbohidrat 250 gram, Serat 23 gram, Air 1650 ml.

Vitamin A 500 RE, Vitamin D 15 mcg, Vitamin E 8 mcg, Vitamin K 25 mcg, Vitamin B1 0,9 mg, Vitamin B2 0,9 mg, Vitamin B3 10 mg, Vitamin B5 (Pantotenat) 4,0 mg, Vitamin B6 1,0 mg, Folat 300 mcg, Vitamin B12 2,0 mcg, Biotin 12 mcg, Kolin 375 mg, Vitamin C 45 mg.

Kalsium 1000 mg, Fosfor 500 mg, Magnesium 135 mg, Besi 10 mg, Iodium 120 mcg, Seng 5 mg, Selenium 22 mcg, Mangan 1,7 mg, Fluor 1,4 mg, Kromium 21 mcg, Kalium 3200 mg, Natrium 1000 mg, Klor 1500 mg, Tembaga 570 mcg.

Berikan makanan yang beragam

Sumber makanan hewani dan nabati harus diberikan dengan cukup dalam menu makanan setiap hari. Jika pagi misalnya tidak sempat memberikan sayur atau buah, maka pastikan untuk memberikan sayur dan buah sebagai makanan selingan, atau setelah makan siang atau makan malam. Intinya dalam sehari pastikan makanan dan minuman yang diberikan beragam untuk memenuhi aneka ragam zat gizi yang dibutuhkan.

Sekali-sekali boleh memberikan makanan olahan (sosis, nugget, burger, dll), tapi pastikan memberikan makanan olahan yang kualitasnya baik dan aman, agar anak tidak sembunyi-sembunyi makan makanan olahan secara berlebihan saat tidak diawasi. Lebih baik lagi jika orang tua dapat membuat sendiri makanan yang diberikan pada anak, dengan bahan dan cara pembuatan yang baik.

Utamakan memberikan protein hewani

Protein hewani disebut sebagai protein berkualitas tinggi dibandingkan dengan protein nabati antara lain karena lebih mudah diserap dan kandungan lain yang menyertai juga bermanfaat. Daging sapi misalnya, mengandung protein dan zat besi serta mineral lain yang dibutuhkan tubuh. Ikan laut umumnya selain mengandung protein juga mengandung asam lemak esensial yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Telur ayam merupakan sumber protein hewani yang cukup terjangkau dengan kandungan asam amino yang lengkap.

Kebutuhan protein sebanyak 40 gram sehari berdasarkan AKG untuk anak usia 7-9 tahun. Contoh makanan yang dapat diberikan dalam sehari: 1 paha ayam goreng ukuran sedang (mengandung sekitar 13 gram protein), 1 telur ayam rebus/goreng (mengandung sekitar 6 gram protein), 100 gram ikan tongkol digoreng/dipepes (mengandung sekitar 23 gram protein).

Berikan susu sapi jika tidak alergi

Jika ragu dengan kualitas susu sapi ‘segar’ yang ada di pasaran, sebaiknya berikan susu full cream pada anak yang tidak memiliki alergi terhadap susu sapi. Susu sapi dapat menjadi sumber kalsium, protein, dan asam lemak yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Boleh memberikan probiotik

Minuman atau makanan yang mengandung probiotik dapat pula diberikan untuk meningkatkan ‘bakteri baik’ di saluran pencernaan anak. Pencernaan yang baik ditunjukkan oleh frekuensi buang air besar yang secara umum disebut normal ketika frekuensinya 1 kali sehari.

Jika lebih dari 1 kali sehari asalkan tidak cair dan tidak disertai darah maka masih tergolong normal, kemungkinan hanya karena kebanyakan makan. Kalau buang air besar dua hari sekali juga masih tergolong normal, kemungkinan karena memang sedang malas makan sehingga ampasnya sedikit, atau karena kurang serat atau kurang cairan. Minuman atau makanan yang mengandung probiotik antara lain juga dapat membantu memfermentasikan sisa-sisa makanan sehingga lebih mudah dikeluarkan.

Berikan multivitamin dan mineral jika perlu saja

Tidak usah setiap hari memberikan suplemen multivitamin dan mineral. Jika pemberian makanan sudah sesuai kebutuhan dengan sumber yang beragam maka sebenarnya tidak diperlukan pemberian suplemen. Sesuai namanya, suplemen hanya patut diberikan sebagai tambahan makanan ketika kebutuhan tubuh tidak terpenuhi.

Beberapa vitamin dan mineral akan lebih berbahaya ketika kadarnya dalam tubuh berlebihan dibandingkan saat kadarnya rendah. Beberapa komponen multivitamin dan mineral juga ada yang dapat menimbulkan efek samping mual dan muntah. Lebih disarankan untuk memberikan makanan yang bergizi lengkap dibandingkan memberikan suplemen vitamin atau mineral.

Cegah dehidrasi

Kebutuhan cairan anak menurut AKG untuk usia 7-9 tahun adalah 1650 ml per harinya. Jumlah ini setara dengan kurang lebih 8 gelas per hari. Pastikan kebutuhan tercukupi dengan memberikan air yang aman. Ketika cuaca mendung dan tidak gerah, anak jarang berkeringat sehingga jarang haus, sehingga anak perlu diingatkan untuk minum meskipun belum merasa haus.

Pantau kecukupan cairan harian antara lain dengan melihat warna air pipis. Normalnya air pipis berwarna jernih agak kekuningan. Yang menunjukkan kurang minum adalah ketika warna air pipis kuning bahkan kuning tua. Beberapa multivitamin yang sering dikonsumsi anak dapat membuat warna air pipis menjadi lebih kuning. Jangan pula berlebihan memberikan air minum, cukup sesuai jumlah yang disarankan.

Biasakan cuci tangan dan menjaga kebersihan diri

Cuci tangan setiap selesai bermain dan buang air, serta sebelum makan/minum dan sebelum tidur dapat mencegah paparan kuman penyakit. Mandi sebaiknya menggunakan air yang tidak terlalu dingin atau tidak terlalu panas untuk mencegah perubahan suhu yang ekstrim.

Anak-anak yang refleks mengucek mata ketika terasa gatal juga dapat terhindar dari radang mata (konjungtivitis) jika rajin cuci tangan. Ketika mata tampak kemerahan, berair mata banyak, atau mengeluarkan kotoran mata yang berlebihan maka perlu juga untuk rajin mencuci area mata dengan air hangat.

Olahraga dan bergerak aktif

Anak-anak perlu didorong untuk berolahraga dan bergerak aktif seluruh tubuhnya. Contoh yang buruk dalam mengisi waktu adalah dengan berjam-jam menggerakkan jari jemari di gadget atau duduk seharian di depan televisi. Ajak anak untuk ikut membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga atau melakukan hal-hal menarik yang memerlukan gerak tubuh. Misalnya anak bisa diajak untuk jalan kaki di sekitar rumah atau diminta untuk membeli sesuatu di toko dekat rumah.

Dapatkan khasiat sinar matahari

Sinar matahari dapat membantu tubuh memproduksi vitamin D yang aktif ketika menyinari kulit kita. Ada yang bilang paling baik pagi hari, ada yang bilang paling baik mendekati tengah hari. Jadi jika diambil rata-ratanya maka sebaiknya anak-anak dijemur selama 15 menit di sekitar jam 8-10. Waktu yang pas dengan waktu istirahat di sekolah, sehingga ketika matahari sedang bersinar, sebaiknya anak-anak diminta bermain sambil menikmati sinar matahari.

Pastikan tidur malam yang cukup

Tidur siang bukanlah hal yang buruk untuk dilakukan, tapi yang lebih penting adalah memastikan anak tidur malam dengan baik. Anak usia 5-9 tahun sebaiknya tidur selama 9-11 jam. Jadi misalnya untuk mencapai tidur selama 9 jam dapat dimulai tidur jam 21.00 dan bangun jam 06.00.

Kita juga dapat meningkatkan kualitas tidur anak dengan kondisi tempat tidur yang gelap untuk membantu tubuh memproduksi hormon melatonin yang penting untuk memberikan tidur yang lelap. Musik yang lembut juga dapat mengantarkan tidur dengan baik. Suhu ruangan juga sebaiknya tidak terlalu dingin atau terlalu panas.

Lengkapi imunisasi

Anak yang sehat juga perlu diimunisasi agar tetap sehat dan dapat terhindar dari penyakit-penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pemerintah sudah menyiapkan jadwal imunisasi yang disarankan, orang tua tinggal mengikuti anjuran dari dokter. Bahkan secara teratur juga diadakan bulan imunisasi anak sekolah oleh dinas kesehatan setempat untuk meningkatkan cakupan imunisasi anak Indonesia.

Semakin banyak anak yang diimunisasi akan meningkatkan kekebalan masyarakat secara keseluruhan (atau dikenal dengan istilah “herd immunity”). Pada daerah-daerah yang banyak penganut anti vaksinasi akan berpotensi timbul wabah penyakit menular yang berbahaya dan mematikan.

Jauhkan anak dari asap rokok

Asap rokok dan sisa-sisa rokok berbahaya bagi manusia. Hindarkan rumah dan lingkungan anak dari asap rokok. Bahkan hindarkan anak dari perokok, karena sisa-sisa asap rokok yang menempel di baju dan tubuh perokok juga dapat memberikan efek buruk pada kesehatan dan tumbuh kembang anak. Bagi orang tua yang masih menjadi perokok, segeralah berhenti merokok, carilah motivasi yang kuat agar dapat menghentikan kebiasaan merokok.

Gunakan antibiotik dengan rasional

Banyak dokter yang kini tidak memberikan antibiotik kepada pasien. Sebagai orang tua, kita tidak perlu meminta dokter memberikan antibiotik. Jangan pula membeli sendiri antibiotik dan memberikannya pada anak kita yang sakit. Antibiotik tidak diperlukan pada sebagian besar ‘penyakit biasa anak-anak’.

Demam, batuk, pilek, dan sakit menelan yang tidak disebabkan oleh bakteri tidak memerlukan antibiotik. Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh virus akan sembuh dengan sendirinya (self-limiting diseases). Namun, ketika oleh hasil wawancara dan pemeriksaan dokter akhirnya disimpulkan perlu diberikan antibiotik maka wajib dikonsumsi sesuai aturan yang dipesankan.

Penggunaan antibiotik yang rasional akan mencegah perluasan kuman yang kebal terhadap antibiotik (resistensi antibiotik). Jika terinfeksi oleh kuman yang sudah kebal antibiotik maka penanganannya akan lebih sulit dan lebih berisiko menimbulkan kematian.

Jaga kesehatan mental anak

Anak perlu diajari mengelola stres psikologis. Beban sekolah dan pertemanan anak kadang dapat memberikan efek buruk pada fisik anak. Orang tua harus mampu menjadi teman anak, menjadi tempat anak mencurahkan pikiran dan perasaannya.

Aturan dalam masing-masing keluarga dan hukuman maupun hadiah yang menyertai harus dibicarakan secara terbuka dengan anak. Anak sudah dapat memahami aturan yang dibuat oleh orang tua dan konsekuensinya. Anak harus didorong untuk juga mau menyampaikan pendapat bahkan keberatannya atas peraturan di rumah dengan baik dan sopan.

Suasana mental yang adil dan konsisten dapat menjadi bekal anak untuk memiliki ketahanan fisik dan mental yang baik. Anak berhak mendapat teguran dan hukuman yang wajar jika melakukan kesalahan. Anak pun berhak mendapat pujian dan hadiah yang wajar jika mencapai prestasi tertentu atau melakukan hal yang baik.

Pujian bagi anak akan memotivasi anak untuk memiliki semangat yang baik. Semangat yang baik akan membawa anak dalam kondisi mental yang sehat. Mental yang sehat akan membantu anak untuk tetap sehat dengan pertumbuhan dan perkembangan yang normal.

Mengapa ada keluar minyak oranye saat berak?

Keriorrhoea, yang biasa disebut sebagai “diare berminyak” atau “berak berminyak oranye,” pertama kali dijelaskan oleh Berman et al. pada tahun 1981 (dari bahasa Yunani keras, yang berarti lilin, dan diarrhein, yang berarti mengalir). Secara khusus, keriorrhoea merupakan keluarnya cairan berminyak berwarna oranye atau hijau kecoklatan dari anus setelah mengonsumsi ikan berminyak tertentu atau makanan lain yang tinggi kandungan ester lilin cair (liquid wax esters/LWEs) yang tidak dapat dicerna. Mamalia darat, termasuk manusia, tidak memiliki enzim khusus untuk mencerna ester lilin. Akibatnya, konsumsi LWE dalam jumlah besar menyebabkan pencernaan dan penyerapan yang terbatas, sehingga terjadi penumpukan ester ini di rektum, yang dapat menyebabkan keriorrhoea. Kondisi ini berbeda dari diare biasa karena tidak menyebabkan kehilangan cairan usus yang signifikan. Gejala gastrointestinal yang dapat timbul termasuk mual, muntah, dan kram perut.

Sumber: Barling, P.M. and Foong, Y.H., 2015. Oily fish, liquid wax esters and keriorrhoea–a review. International e-Journal of Science, Medicine and Education9(1), pp.21-25.

Bacaan lanjut (laporan kasus, lengkap dengan gambar): Boyce SH. Keriorrhoea: unusual gastrointestinal adverse effect from fish consumption. BMJ Case Reports CP 2020;13:e236424. https://casereports.bmj.com/content/13/6/e236424

Editor: Yoseph L. Samodra (yosephsamodra)

Apa itu gondongan?

Gondongan, atau parotitis, adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus mumps (virus gondongan). Penyakit ini terutama mempengaruhi kelenjar ludah, khususnya kelenjar parotis, yang berada di dekat telinga. Ketika terinfeksi, kelenjar ini membengkak dan menyebabkan pipi atau rahang bagian atas terlihat bengkak, yang merupakan salah satu gejala utama dari gondongan.

Berikut beberapa gejala umum gondongan:

  • Pembengkakan kelenjar parotis di satu atau kedua sisi wajah
  • Nyeri saat menelan atau mengunyah
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Kehilangan nafsu makan

Gondongan menyebar melalui percikan air liur atau sekresi dari saluran pernapasan yang terinfeksi, seperti saat batuk atau bersin. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak, tetapi juga dapat menyerang orang dewasa.

Meskipun sebagian besar kasus gondongan sembuh dengan sendirinya, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti radang otak (ensefalitis), radang testis (orkitis) pada pria, dan radang ovarium (ooforitis) pada wanita, meskipun kasus ini lebih jarang terjadi.