Category Archives: Komunikasi

Apa beda penyadur dan penyunting?

Dunia tulis-menulis dipenuhi dengan berbagai istilah yang merujuk pada peran dan tanggung jawab berbeda. Terkadang, istilah ini membingungkan karena memiliki makna yang mirip tetapi sebenarnya berbeda dalam konteks dan penggunaan. Artikel ini akan menjelaskan beberapa istilah seperti penulis, penyunting, penyadur, pengadaptasi, penukil, hingga kurator, serta bagaimana peran ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

1. Penulis, Penyunting, dan Kolumnis: Apa Bedanya?

Penulis adalah orang yang bertugas menghasilkan karya tulis dari awal. Penulis bertanggung jawab penuh atas isi, pesan, dan gaya tulisannya. Karya mereka bisa berupa artikel, buku, atau bahkan cerpen.

Penyunting, di sisi lain, berperan dalam menyempurnakan tulisan. Tugasnya mencakup memeriksa tata bahasa, ejaan, serta memastikan tulisan sesuai dengan gaya yang diinginkan. Penyunting tidak selalu menulis dari awal, tetapi keberadaannya penting untuk menjaga kualitas karya.

Ada 3 bagian besar pekerjaan editor/penyunting:

  • Structural Editing = Tentang kontennya, flow story-tellingnya, 5W 1H, logikanya
  • Copyediting = Grammar, diksi, tanda baca
  • Proofreading = Pengecekan typo dan tampilan saat diprint.

Sementara itu, kolumnis adalah seorang penulis khusus yang biasanya menulis secara rutin dalam kolom tertentu, baik di media cetak maupun digital. Tulisan kolumnis cenderung bersifat opini atau analisis dengan gaya khas mereka.

2. Penyadur dan Pengadaptasi: Peran yang Mirip, Tapi Berbeda

Istilah penyadur dan pengadaptasi sering kali dianggap sama, tetapi sebenarnya ada perbedaan penting di antara keduanya:

  • Penyadur: Orang yang menyusun ulang, menerjemahkan, atau meringkas karya asli tanpa mengubah inti atau pesan utamanya. Contohnya, menyederhanakan cerita klasik menjadi bacaan untuk anak-anak.
  • Pengadaptasi: Lebih kreatif daripada penyadur, pengadaptasi mengubah karya asli agar sesuai dengan media, audiens, atau konteks tertentu. Contohnya adalah mengadaptasi novel menjadi naskah film.

Jika seseorang hanya mengambil sebagian kecil dari teks asli (misalnya beberapa kalimat dari sebuah artikel) dan kemudian mengembangkan ide baru dari sana, mereka dapat disebut penulis, asalkan kontribusi mereka mendominasi karya akhir. Namun, jika karya mereka tetap berpusat pada teks asli, istilah penyadur lebih sesuai.

3. Penukil: Pengutip yang Menghormati Sumber

Penukil adalah orang yang mengambil bagian tertentu dari suatu teks atau karya (biasanya dalam bentuk kutipan) untuk digunakan dalam tulisannya sendiri. Tugas penukil adalah memastikan kutipan tetap akurat dan mencantumkan sumber untuk menghormati penulis asli. Dalam bahasa Inggris, penukil disebut quoter atau excerptor.

Berbeda dengan penyadur atau pengadaptasi, penukil tidak mengembangkan teks lebih jauh, melainkan hanya menggunakan bagian-bagian tertentu untuk memperkuat argumen atau menyampaikan informasi.

4. Kurator: Mengelola dan Menyajikan Karya

Dalam konteks modern, kurator adalah orang yang memilih, mengelola, dan menyajikan koleksi atau konten tertentu. Dalam bahasa Inggris, kurator disebut curator. Peran ini sangat luas, dari mengelola pameran seni di museum hingga menyusun konten digital untuk platform online.

Kurator berbeda dengan penulis karena mereka lebih berperan dalam mengatur dan menyajikan karya, bukan menciptakannya dari awal.

5. Panitera: Administrator di Balik Layar

Panitera adalah orang yang bertugas mencatat, mendokumentasikan, atau mengurus administrasi resmi. Dalam bahasa Inggris, panitera diterjemahkan sebagai clerk (dalam konteks administratif), scribe (dalam konteks historis), atau registrar (untuk pencatatan resmi seperti di universitas atau lembaga sipil).

Panitera berfokus pada dokumentasi dan pencatatan, berbeda dengan penulis atau penyunting yang berkaitan langsung dengan penciptaan atau penyempurnaan karya.

Kesimpulan: Menghargai Keberagaman Peran

Dunia tulis-menulis adalah ekosistem yang terdiri dari berbagai peran unik, mulai dari penulis yang menciptakan karya, penyunting yang menyempurnakan, hingga kurator yang menyajikan konten. Memahami istilah seperti penyadur, pengadaptasi, dan penukil membantu kita menghargai kontribusi masing-masing pihak dalam proses kreatif.

Dalam bahasa Inggris, istilah-istilah ini juga memiliki padanannya, seperti editor untuk penyunting, translator and adapter untuk penyadur, atau curator untuk kurator. Setiap istilah membawa tanggung jawab dan keahlian yang berbeda, tetapi semuanya berperan penting dalam menghasilkan karya yang berkualitas dan bermakna.

(Penyunting: Yoseph L. Samodra)

Apa beda periset dan peneliti?

Di dalam konteks bahasa Indonesia, istilah peneliti dan periset sebenarnya memiliki makna yang sangat mirip dan sering digunakan secara bergantian. Keduanya mengacu pada orang yang melakukan penelitian atau riset dalam suatu bidang. Namun, ada beberapa perbedaan kecil dalam penggunaan yang mungkin bisa diperhatikan:

  1. Peneliti:
    • Biasanya digunakan dalam konteks yang lebih luas atau umum.
    • Bisa merujuk pada siapa saja yang sedang melakukan penelitian, terlepas dari tingkat akademik atau institusionalnya.
    • Contoh: “Dia adalah peneliti di bidang kesehatan.”
  2. Periset:
    • Kadang-kadang dianggap lebih formal atau teknis.
    • Mungkin lebih sering digunakan dalam konteks akademik atau ilmiah yang lebih spesifik.
    • Contoh: “Para periset dari universitas tersebut menemukan bahwa…”

Namun, perlu diingat bahwa perbedaan ini bukanlah absolut dan sering kali kedua istilah ini digunakan secara saling tukar dalam percakapan sehari-hari atau dalam literatur akademik. Dalam prakteknya, keduanya bisa digunakan untuk menggambarkan individu yang melakukan kegiatan penelitian, baik itu dalam konteks ilmiah, akademik, atau industri.

Baca juga: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/periset

Bagaimana memelajari kosakata Bahasa Inggris?

Cobalah meningkatkan kemampuan memahami vocabulary dengan membaca arti suatu kata dengan penjelasan dalam Bahasa Inggris. Jika rutin dilakukan, word power kamu akan meningkat.

Tambahkan kosakatamu antara lain dengan menyimak daftar di sini: Word Power ideBeasiswa. Saat ini sudah terdapat setidaknya 53 kata.

Antara lain sudah tersedia penjelasan untuk:

  1. English
  2. Energy
  3. Enemy
  4. Engine
  5. Engage
  6. Enhance
  7. Enjoy
  8. Enough
  9. Enormous
  10. Enlighten
  11. Endure
  12. Engulf
  13. Endemic
  14. Endorphin
  15. Endogenous
  16. Enforce
  17. Enrich
  18. Endowment
  19. Enigma
  20. Enlarge
  21. End product
  22. England
  23. Endeavor
  24. Engrave
  25. Endosperm
  26. At loose ends
  27. Enrage
  28. Enema
  29. Aardvark
  30. Abacus
  31. Endocrine
  32. Encyclopedia

Apa itu abugida?

Abugida adalah salah satu sistem penulisan yang menggunakan kombinasi konsonan dan vokal, di mana setiap simbol atau karakter mewakili satu suku kata yang terdiri dari konsonan utama dengan vokal yang dimodifikasi. Berbeda dengan alfabet, di mana konsonan dan vokal ditulis terpisah, dalam abugida, konsonan dasar biasanya memiliki bentuk atau tanda khusus yang menunjukkan vokal tertentu.

Contoh sistem abugida yang terkenal termasuk skrip Devanagari, yang digunakan untuk menulis bahasa Hindi dan beberapa bahasa India lainnya, serta skrip Ge’ez yang digunakan dalam bahasa Ethiopia. Keuntungan dari abugida adalah efisiensi dalam menulis, karena lebih sedikit karakter yang perlu diingat dibandingkan dengan sistem alfabet tradisional yang memisahkan huruf vokal dan konsonan.

Misalnya, dalam abugida, satu karakter dasar mewakili konsonan, tetapi jika ada vokal yang berbeda, maka bentuk atau tambahan tanda pada karakter itu berubah. Sistem ini banyak digunakan di berbagai bahasa Asia Selatan dan Asia Tenggara, seperti aksara Devanagari di India, aksara Jawa, dan aksara Bali di Indonesia.

Secara umum, berikut adalah ciri-ciri utama abugida:

  1. Suku kata dasar – Terdiri dari konsonan dengan vokal bawaan (misalnya, “ka” untuk konsonan “k” dengan vokal “a”).
  2. Modifikasi vokal – Untuk menandakan vokal yang berbeda, bentuk karakter diubah atau diberi tambahan tanda khusus.
  3. Tidak ada vokal mandiri – Vokal berdiri sendiri biasanya ditulis sebagai bentuk terpisah atau dengan tanda khusus.

Abugida berbeda dari abjad (alfabet) yang menuliskan konsonan dan vokal secara terpisah, serta dari abjad silabis (silabari) yang menuliskan suku kata sebagai satuan penuh tanpa modifikasi.

Abjad Jawa atau hanacaraka termasuk dalam kategori abugida. Dalam tulisan Jawa, setiap aksara dasar mewakili satu konsonan dengan vokal bawaan “a.” Jika vokal ingin diubah menjadi vokal lain (misalnya menjadi “i,” “u,” atau “e”), maka digunakan tanda diakritik atau sandhangan tertentu untuk menunjukkan perubahan tersebut.

Contohnya, aksara dasar “ꦲ” (ha) bisa ditambahi sandhangan “ꦶ” (ulu) untuk menjadi “ꦲꦶ” (hi). Ini menunjukkan bagaimana sistem abugida bekerja: konsonan dasar diberikan modifikasi untuk menyesuaikan vokalnya.

Aksara Tionghoa yang digunakan di Taiwan, yang umumnya berupa Hanzi tradisional, termasuk dalam sistem logografis, bukan abugida. Dalam sistem logografis, setiap karakter atau simbol (logogram) mewakili satu kata atau morfem (unit makna) daripada bunyi fonetik tertentu seperti vokal atau konsonan.

Dalam Hanzi, setiap karakter memiliki makna tersendiri dan sering kali tidak menunjukkan secara langsung bagaimana cara pengucapannya. Misalnya, karakter “山” berarti “gunung” dan dibaca “shān” dalam bahasa Mandarin, tetapi karakter tersebut tidak memberi petunjuk mengenai bunyi vokal atau konsonan tertentu. Sistem logografis seperti ini sangat berbeda dari abugida, karena fokusnya pada makna daripada representasi bunyi.

Apa definisi kemiskinan struktural?

Definisi kemiskinan struktural menurut bertakon.com yang disusun berdasarkan sumber terlampir:

Kemiskinan struktural adalah kondisi kemiskinan yang disebabkan oleh ketimpangan dalam struktur sosial, budaya, dan politik yang menghambat akses masyarakat terhadap sumber daya dan peluang, sehingga menyulitkan mereka untuk keluar dari kemiskinan karena sistem yang ada tidak mendukung pemberdayaan dan membuat kemiskinan semakin mengakar dan sulit diatasi.

Kemiskinan struktural terjadi akibat rendahnya akses sebagian masyarakat terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial budaya dan sosial politik sehingga tidak mendukung pembebasan kemiskinan dan sebaliknya menyebabkan tumbuh suburnya kemiskinan.[1]

Kemiskinan struktural sendiri diartikan sebagai kondisi kemiskinan yang lahir akibat dari struktur sosial yang kacau yang mengakibatkan masyarakat termarjinalisasi dan sulit memperoleh akses terhadap berbagai peluang (Purwandari, 2013). Hal ini senada dengan apa yang dituturkan oleh Selo Soemardjan (1980), kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang dialami oleh suatu golongan masyarakat akibat struktur sosial yang mengakibatkan masyarakat tersebut tidak bisa ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.[2]

Sumber:

  1. Viktorahadi, B., Haq, M.Z. and Huriani, Y., 2021. Cara Pandang Gereja terhadap Kemiskinan dan Pembangunan. Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama4(2), pp.155-166.
  2. Fadillah, A., Timur, F.G.C. and Afifuddin, M., 2024. Reinterpretasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Konteks Neo-Nasionalisme: Memahami Kemiskinan Struktural sebagai Katalisator Paham Terorisme. Jurnal Kewarganegaraan8(1), pp.388-400.

Apa saja tips untuk menulis blog?

Bagaimana Mengelola Konten Duplikat yang Sudah Populer di Blog?

Jika memiliki dua postingan yang sama, jangan langsung menghapus salah satunya, terutama jika sudah terindeks dan ramai pengunjung. Tumbuhkan kedua postingan hingga yang baru lebih stabil, lalu optimalkan yang lama. Jika perlu dihapus, pastikan tidak berdampak besar secara organik.

Mengapa Sebaiknya Tidak Mengumpulkan Kutipan Tanpa Variasi?

Mengoleksi kutipan apa adanya bisa menciptakan variasi konten, tetapi secara tekstual bisa monoton dan mempengaruhi pengalaman pembaca serta penilaian mesin pencari.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Memperbarui Konten Evergreen?

Postingan lama yang evergreen perlu diremajakan sesekali. Perbaiki redaksional, dan gunakan perspektif orang ketiga jika diperlukan. Anda bisa menambah konten pada posting lama atau membuat posting baru untuk menjaga konten tetap segar.

Apa Pentingnya Membuat Judul yang Unik dan Tidak Duplikat?

Judul harus unik dan tidak duplikat dengan konten lain di blog Anda. Jika perlu membahas topik yang sama, perbarui judul dan gunakan slug yang evergreen agar mudah di-update ke depannya.

Mengapa Sebaiknya Menghindari Judul Click-Bait?

Judul harus sesuai isi tulisan, ringkas (40-60 karakter atau 3-5 kata), dan tidak bersifat click-bait. Anda bisa menggunakan nomor atau kata emosional untuk menarik perhatian, tetapi hindari penggunaan ini dalam slug.

Bagaimana Menyusun Konten yang Bermanfaat dan Tidak 100% Copy-Paste?

Jangan hanya copy-paste dari satu sumber. Tambahkan nilai dengan parafrase, menyusun ulang, atau membuat kompilasi dari beberapa sumber. Sertakan pendahuluan dan ulasan dengan gaya bahasa Anda sendiri.

Mengapa Navigasi dan Struktur Teks Penting untuk Pembaca dan Mesin Pencari?

Pastikan artikel Anda memiliki navigasi yang jelas dengan heading, subheading, dan list. Tulis untuk manusia dan mesin pencari; hindari bahasa gaul di awal artikel, periksa typo, dan lakukan pengecekan berkala bahkan setelah publikasi.

Berapa Jumlah Kata Ideal untuk Artikel Blog yang Berkualitas?

Jumlah kata ideal bervariasi, tetapi untuk blog baru yang ingin mendaftar sebagai penampil iklan, disarankan minimal 300 kata, bahkan lebih baik mencapai 600-1000 kata

Apa arti dirgahayu?

Ucapan “selamat ulang tahun” dan “dirgahayu” sering kita temui di berbagai media. Banyak orang menganggap kedua istilah tersebut sama artinya, padahal memiliki perbedaan makna.

Perbedaan HUT dan Dirgahayu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), HUT adalah singkatan dari “hari ulang tahun.” Sedangkan “dirgahayu” adalah kata sifat yang berarti “berumur panjang” dan biasanya ditujukan pada negara atau organisasi yang memperingati hari jadinya.

Kata “dirgahayu” berasal dari bahasa Sanskerta dirgahayuh atau dirgahayusa, yang artinya “berumur panjang.” Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) karya Poerwadarminta, kata ini bermakna “semoga berumur panjang.” Penggunaannya, seperti “Dirgahayu Republik Indonesia,” berarti “panjang umur Republik Indonesia.”

Penggunaan HUT dan Dirgahayu yang Benar

Penulisan HUT harus mengikuti aturan bahasa yang benar. Misalnya, HUT RI ke-80 seharusnya ditulis “HUT ke-80 RI” untuk menghindari kesalahpahaman. Jika ditulis “HUT RI ke-80,” bisa diartikan bahwa yang berulang tahun adalah “RI ke-80,” padahal yang dimaksud adalah hari ulang tahun Republik Indonesia yang ke-80. Contoh penulisan yang benar:

  • Benar: HUT ke-80 RI
  • Salah: HUT RI ke-80

Sedangkan untuk penulisan Dirgahayu, beberapa contoh yang benar antara lain:

  • Benar: Dirgahayu RI
  • Salah: Dirgahayu RI ke-80

Contoh lainnya yang benar adalah “Dirgahayu Republik Indonesia” dan “Dirgahayu Kemerdekaan RI,” tanpa menyertakan angka tahun peringatan.

Sumber: https://www.rri.co.id/iptek/834273/penggunaan-kata-hut-dan-dirgahayu