Category Archives: Komunikasi

Bagaimana mengatasi penolakan akibat “low value content”?

Untuk mengatasi tuntutan perbaikan “low value content,” Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Pastikan Kategori Konten Memenuhi Syarat: Tinjau kembali seluruh konten di blog Anda untuk memastikan tidak ada topik yang melanggar kebijakan Google AdSense, seperti konten ilegal, melanggar hak cipta, atau mempromosikan kekerasan. Hindari konten dari kategori terlarang yang tidak bisa dimonetisasi.
  2. Buat Konten yang Relevan: Fokus pada menyajikan informasi yang berguna atau hiburan yang berkualitas. Pastikan konten Anda akurat, bermanfaat, dan relevan dengan kebutuhan audiens. Hal ini akan membantu meningkatkan nilai konten di mata pembaca dan Google.
  3. Ciptakan Konten yang Unik: Hindari menjiplak atau sekadar menggabungkan konten dari sumber lain. Sebaliknya, tambahkan pandangan dan analisis pribadi Anda untuk menciptakan konten yang orisinal dan menarik. Keunikan konten akan membuat blog Anda lebih menonjol dan meningkatkan peluang diterima oleh AdSense.

Dengan mengikuti tiga langkah ini—memastikan kategori konten sesuai, menyajikan konten relevan, dan menciptakan konten unik—Anda dapat memperbaiki kualitas blog dan meningkatkan peluang diterima oleh Google AdSense.

Apa beda journalist dan reporter?

Perbedaan antara Journalist dan Reporter:

  1. Journalist (Jurnalis):
    • Tugas: Seorang jurnalis adalah profesional yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan, menulis, dan menyajikan berita atau informasi kepada publik. Jurnalis bisa bekerja di berbagai media seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, atau media online. Selain melaporkan berita, jurnalis juga bisa terlibat dalam penelitian mendalam, analisis, atau penulisan opini.
    • Fokus: Jurnalis sering memiliki tanggung jawab yang lebih luas, termasuk merencanakan, meneliti, dan menyusun laporan berita. Mereka mungkin tidak hanya melaporkan peristiwa, tetapi juga memberikan konteks, latar belakang, dan interpretasi.
  2. Reporter:
    • Tugas: Seorang reporter adalah jenis jurnalis yang tugas utamanya adalah melaporkan berita. Mereka biasanya bekerja di lapangan, mengumpulkan informasi, melakukan wawancara, dan melaporkan peristiwa secara langsung. Reporter biasanya lebih fokus pada pengumpulan dan pelaporan fakta tanpa banyak interpretasi atau analisis.
    • Fokus: Reporter lebih sering berhubungan langsung dengan berita yang sedang berlangsung, dan tugas mereka adalah memberikan laporan langsung dan akurat dari tempat kejadian.

Kenapa di Indonesia Bisa Disebut Wartawan?

Di Indonesia, istilah “wartawan” digunakan secara umum untuk merujuk kepada seseorang yang bekerja di bidang jurnalistik, baik sebagai jurnalis maupun reporter. Kata “wartawan” berasal dari kata “warta” yang berarti berita, dan “wan” yang berarti orang yang bekerja dalam suatu bidang. Jadi, wartawan secara harfiah berarti “orang yang bekerja dengan berita.”

Istilah ini digunakan sebagai sebutan umum untuk profesional di bidang media massa, termasuk mereka yang menulis berita, melakukan peliputan, dan mengedit berita. Dalam konteks Indonesia, wartawan bisa merujuk kepada jurnalis maupun reporter, dan penggunaan istilah ini lebih didasarkan pada tradisi dan kebiasaan bahasa.

Dalam konteks bahasa Inggris, padanan yang paling pas untuk istilah “wartawan” adalah journalist. Istilah ini mencakup berbagai peran dalam dunia jurnalistik, termasuk reporter, editor, dan penulis berita, yang sesuai dengan penggunaan umum “wartawan” di Indonesia. Jadi, jika Anda ingin merujuk kepada seseorang yang bekerja dalam bidang jurnalistik secara umum, “journalist” adalah istilah yang paling tepat.

Penulis jurnal akademik atau ilmiah berbeda secara signifikan dari seorang jurnalis. Berikut penjelasannya:

Penulis Jurnal Akademik/Ilmiah

  • Tugas: Penulis jurnal akademik atau ilmiah biasanya adalah peneliti atau akademisi yang menulis artikel berdasarkan hasil penelitian atau kajian ilmiah mereka. Artikel tersebut diterbitkan di jurnal-jurnal ilmiah yang diakui, dan melalui proses peer review sebelum diterbitkan.
  • Fokus: Mereka fokus pada penyajian data empiris, metode penelitian, analisis statistik, dan temuan ilmiah. Tujuan utama mereka adalah berkontribusi pada pengetahuan dalam disiplin ilmu tertentu.
  • Audience: Pembaca utama mereka adalah komunitas akademik, peneliti, dan profesional di bidang yang sama.

Jurnalis

  • Tugas: Jurnalis, seperti yang dijelaskan sebelumnya, mengumpulkan, menulis, dan menyebarluaskan berita atau informasi kepada publik. Mereka sering kali bekerja dengan informasi yang harus disampaikan dengan cepat dan mudah dipahami oleh masyarakat umum.
  • Fokus: Mereka menekankan pada pelaporan berita yang akurat dan terkini, sering kali dalam konteks sosial, politik, atau ekonomi. Tujuan mereka adalah menginformasikan, mendidik, atau menghibur publik.
  • Audience: Jurnalis menulis untuk audiens umum yang mungkin tidak memiliki latar belakang khusus dalam suatu bidang.

Istilah yang Lebih Tepat untuk Penulis Jurnal Ilmiah

Peneliti atau akademisi yang menulis artikel di jurnal ilmiah tidak disebut jurnalis. Istilah yang lebih tepat untuk mereka adalah:

  • Researcher (Peneliti): Mengacu pada seseorang yang melakukan penelitian di suatu bidang ilmu.
  • Academic Writer (Penulis Akademik): Mengacu pada seseorang yang menulis artikel atau makalah untuk publikasi akademik.
  • Scholar (Akademisi/Cendekiawan): Seseorang yang mendalami dan meneliti ilmu tertentu serta menulis tentang temuan mereka.

Jadi, meskipun keduanya terlibat dalam penulisan, peneliti yang menulis untuk jurnal ilmiah dan jurnalis memiliki peran dan tujuan yang sangat berbeda, dan oleh karena itu istilah “jurnalis” tidak digunakan untuk penulis jurnal ilmiah.

Apa yang dimaksud dengan corroborative?

“Corroborative” berarti mendukung atau memperkuat sesuatu, biasanya merujuk pada bukti atau informasi yang menegaskan kebenaran dari sebuah pernyataan atau klaim. Dalam konteks hukum, misalnya, bukti corroborative adalah bukti yang digunakan untuk mendukung atau memperkuat bukti utama, memastikan bahwa informasi yang diberikan lebih dapat dipercaya.

Dalam konteks sains atau ilmu terapan, “corroborative” merujuk pada data, eksperimen, atau temuan yang mendukung atau memperkuat hipotesis, teori, atau hasil penelitian sebelumnya. Misalnya, jika suatu penelitian awal menunjukkan bahwa suatu obat memiliki efek positif pada penyakit tertentu, data dari studi lanjutan yang menghasilkan temuan serupa dapat dianggap sebagai “corroborative evidence,” yang memperkuat keyakinan bahwa efek obat tersebut memang valid dan dapat diandalkan.

Corroborative evidence dalam sains penting karena membantu memperkuat keabsahan suatu teori atau temuan dengan menunjukkan bahwa hasil yang sama dapat diperoleh dalam kondisi atau percobaan yang berbeda. Ini berfungsi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan terhadap hasil penelitian dan memastikan bahwa temuan tersebut bukan sekadar kebetulan atau kesalahan eksperimental.

Selama kuliah, terutama dalam konteks penelitian dan pengambilan keputusan berbasis data, terdapat beberapa alasan mengapa konsep ini penting:

  1. Validasi Temuan Penelitian: Mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu sering terlibat dalam penelitian. Memahami pentingnya bukti corroborative membantu mereka mengevaluasi apakah temuan penelitian dapat diandalkan dan apakah hasil tersebut konsisten dengan penelitian lain.
  2. Pengembangan Pemikiran Kritis: Mempraktikkan konsep ini mengasah kemampuan berpikir kritis, karena mahasiswa akan lebih cenderung mempertanyakan dan mencari bukti tambahan yang mendukung atau menyangkal suatu klaim, hipotesis, atau teori.
  3. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik: Di bidang seperti bisnis, teknik, ilmu kesehatan, dan hukum, pengambilan keputusan sering kali didasarkan pada bukti yang dikumpulkan. Menggunakan pendekatan corroborative memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih informatif dan dapat diandalkan.
  4. Replikasi dan Reproducibility: Dalam ilmu sains, kemampuan untuk mereplikasi hasil eksperimen adalah kunci. Bukti corroborative yang berasal dari replikasi ini membantu memastikan bahwa hasil yang didapatkan bukan kebetulan, tetapi memang didasarkan pada fenomena yang dapat diulang.
  5. Meningkatkan Kredibilitas Akademis: Mahasiswa yang memahami dan menerapkan konsep corroborative dalam pekerjaan mereka cenderung menghasilkan karya yang lebih solid dan kredibel, baik itu dalam bentuk makalah, laporan penelitian, atau proyek lainnya.

Secara keseluruhan, konsep corroborative adalah bagian penting dari metodologi ilmiah dan analisis kritis yang relevan di hampir semua bidang studi, menjadikannya keterampilan yang berharga untuk dipelajari dan dipraktikkan selama masa kuliah.

Apa yang dimaksud dengan hubris?

Hubris adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani kuno yang merujuk pada sikap kesombongan atau keangkuhan yang berlebihan, terutama terhadap para dewa atau kekuatan alam. Dalam konteks sastra dan mitologi Yunani, hubris sering dianggap sebagai tindakan atau sikap yang melampaui batas-batas yang wajar, biasanya diikuti oleh kehancuran atau hukuman sebagai konsekuensinya. Hubris sering dianggap sebagai salah satu penyebab utama dari tragedi dalam drama klasik Yunani, di mana karakter utama menderita akibat dari kesombongannya sendiri.

Dalam konteks politik, hubris sering mengacu pada kesombongan atau keyakinan yang berlebihan pada diri sendiri oleh seorang politisi atau pemimpin. Ketika seorang politisi merasa sangat yakin bahwa mereka tidak bisa salah atau bahwa mereka di atas hukum dan norma-norma yang berlaku, mereka bisa melakukan tindakan-tindakan yang tidak bijaksana, tidak etis, atau bahkan melanggar hukum. Ini sering kali disertai dengan pengabaian terhadap saran, kritik, atau tanda-tanda peringatan dari orang lain.

Ketika seorang politisi melakukan hubris, mereka bisa mengambil keputusan yang buruk, terlibat dalam skandal, atau gagal memahami suasana hati publik, yang semuanya bisa menyebabkan penurunan popularitas, hilangnya dukungan politik, dan akhirnya jatuh dari kekuasaan. Contoh sejarah menunjukkan bahwa banyak pemimpin yang melakukan kesalahan fatal karena hubris, seperti memaksakan kebijakan yang tidak populer, terlibat dalam korupsi, atau mengabaikan tuntutan rakyat, yang akhirnya mengarah pada kekalahan dalam pemilihan, pemakzulan, atau bahkan revolusi.

Dalam politik, jatuhnya seorang politisi akibat hubris bisa sangat dramatis, dan sering kali, setelah jatuhnya mereka, hal ini menjadi pelajaran bagi yang lainnya tentang bahaya kesombongan dan pentingnya tetap rendah hati dan peka terhadap realitas politik dan sosial.

Apa arti OSINT?

OSINT adalah singkatan dari Open Source Intelligence atau Intelijen Sumber Terbuka. Ini merujuk pada proses mengumpulkan dan menganalisis informasi yang tersedia secara publik dari berbagai sumber yang terbuka untuk umum. OSINT biasanya digunakan dalam konteks militer, keamanan, investigasi, dan riset untuk mengumpulkan data tanpa harus mengakses informasi rahasia atau terlindungi.

Sumber-sumber OSINT bisa mencakup:

  1. Media massa – seperti berita dari surat kabar, majalah, dan siaran berita.
  2. Internet – seperti situs web, blog, media sosial, forum, dan platform video.
  3. Laporan publik – seperti laporan pemerintah, penelitian akademis, dan laporan keuangan perusahaan.
  4. Catatan publik – seperti catatan pengadilan, catatan perusahaan, dan dokumen hukum.

OSINT penting karena dapat memberikan wawasan yang luas dan mendalam tanpa melanggar undang-undang atau melibatkan metode pengumpulan informasi yang invasif.

Mana yang baku: bis atau bus?

Jika yang dimaksud adalah kendaraan besar, yang baku ialah bus (misalnya: bus kota, bus sekolah).

Bis ialah istilah baku antara lain untuk menyebut kotak surat besar milik perusahaan pos dan pita kain untuk menutup tepian kain lain.

Editor: Yoseph Samodra