Category Archives: Organisasi

Bagaimana sejarah FINASIM PAPDI?

Gelar Fellow of Indonesian Society of Internal Medicine (FINASIM) adalah penghargaan yang diberikan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) kepada spesialis penyakit dalam yang memenuhi syarat tertentu. Gelar ini pertama kali diberikan pada 12 November 2009, bersamaan dengan Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia di Jakarta.

Di dunia kedokteran internasional, gelar “Fellow” merupakan pengakuan atas integritas, kompetensi superior, dan prestasi pribadi serta akademik seorang dokter. Penghargaan ini diberikan oleh komite khusus setelah mengevaluasi data profesional calon penerima. Seorang Fellow memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan anggota biasa, namun mendapatkan fasilitas tambahan seperti biaya registrasi konferensi yang lebih ringan.

Status Fellow merupakan bentuk pengakuan atas kontribusi profesional yang melebihi standar, baik dalam bidang akademik maupun dalam mengangkat nama organisasi di masyarakat. Gelar ini tidak hanya diberikan kepada mereka yang bekerja di pusat pendidikan, tetapi juga kepada dokter yang berkontribusi di daerah terpencil atau masyarakat tertinggal, dengan kata kunci utama: pencapaian, dedikasi, dan komitmen.

Bagaimana sejarah PPI India?

PPI India (Perhimpunan Pelajar Indonesia di India) didirikan pada tahun 1997 sebagai wadah komunikasi dan kolaborasi bagi pelajar Indonesia yang menempuh studi di India. Sejak awal berdirinya, PPI India telah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia anggotanya melalui berbagai program, baik akademis maupun non-akademis.

Perkembangan PPI India dari Tahun ke Tahun:

  • 2009-2010: Di bawah kepemimpinan Yopina Galih Pertiwi sebagai Ketua Umum, PPI India berkembang dengan dukungan Duta Besar RI dan para penasihat seperti Rizali Indrakesuma. Saat itu, PPI India memiliki beberapa komisariat di berbagai kota, seperti Delhi, Hyderabad, Pune-Mumbai, dan lainnya.
  • 2016-2017: Brenny Novriansyah I. menjabat sebagai Ketua PPI India dengan Muhammad Rusdy sebagai Wakil Ketua. Organisasi ini terus memperluas jangkauan dan pengaruhnya di kalangan pelajar Indonesia di India.
  • 2018-2019: Di bawah pimpinan Fajar Rulhudana sebagai Presiden, PPI India fokus pada integrasi digital dengan program-program yang mendukung perkembangan teknologi dan informasi, terutama bagi mahasiswa yang berfokus pada studi di bidang tersebut.
  • 2019-2020: Rendy Firnanda menjabat sebagai Presiden, melanjutkan upaya untuk memperkuat jaringan dan kerjasama antar anggota di seluruh India, serta menjaga komunikasi yang efektif antara pelajar Indonesia dan kedutaan besar.
  • 2020-2021: Fikri memimpin PPI India dengan Ayu Adriyaningsih sebagai Wakil Ketua. Masa ini diwarnai oleh tantangan global seperti pandemi COVID-19, namun organisasi tetap aktif memberikan dukungan kepada anggotanya.
  • 2021-2022: Dipimpin oleh Anggi Eka Pratiwi, PPI India terus memperkokoh posisinya sebagai pusat informasi dan bantuan bagi pelajar baru, terutama dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan di India yang cukup menantang, baik dari segi budaya maupun lingkungan akademik.

PPI India kini memiliki anggota yang tersebar di lebih dari 50 kota di India, menjadikannya salah satu organisasi pelajar Indonesia yang paling aktif dan luas jangkauannya di luar negeri.

Mengapa Makau memiliki bendera sendiri?

Makau adalah salah satu wilayah pertama di Asia yang dikuasai oleh bangsa Eropa. Pada abad ke-16, tepatnya pada tahun 1557, Makau menjadi koloni Portugal setelah Portugis mendapatkan izin dari Dinasti Ming untuk mendirikan permukiman di sana sebagai imbalan atas upaya mereka memberantas bajak laut di kawasan tersebut. Selama lebih dari 400 tahun, Makau berada di bawah kendali Portugal, dan ini sangat mempengaruhi budaya, arsitektur, dan sistem hukum di wilayah tersebut.

Makau menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan penting bagi Portugal di Asia. Meskipun ada pengaruh budaya dan administrasi Portugis yang signifikan, penduduk Makau sebagian besar adalah orang Tionghoa, yang mempertahankan budaya dan bahasa mereka.

Pada tanggal 13 April 1987, Portugal dan Tiongkok menandatangani Deklarasi Bersama Tiongkok-Portugal, yang menetapkan bahwa Makau akan dikembalikan ke Tiongkok pada tanggal 20 Desember 1999. Setelah penyerahan, Makau menjadi Daerah Administratif Khusus (SAR) di bawah prinsip “satu negara, dua sistem,” mirip dengan Hong Kong.

Sebagai bagian dari proses transisi, Makau merancang bendera sendiri yang mencerminkan identitas unik wilayah tersebut. Bendera Makau diresmikan pada tanggal 20 Desember 1999, saat Makau resmi diserahkan kembali ke Tiongkok. Bendera ini menampilkan bunga teratai putih yang melambangkan Makau, dengan lima bintang yang melambangkan kedaulatan Tiongkok, di atas latar belakang hijau. Bunga teratai menjadi simbol penting bagi Makau, mencerminkan warisan dan identitas lokalnya.

Makau memiliki bendera sendiri karena, meskipun menjadi bagian dari Tiongkok, Makau memiliki status Daerah Administratif Khusus yang memberikannya otonomi yang signifikan. Ini termasuk otonomi dalam sistem hukum, kebijakan ekonomi, dan urusan internal lainnya. Bendera tersebut adalah simbol dari status khusus ini dan identitas unik Makau yang dipengaruhi oleh sejarah panjangnya sebagai koloni Portugal.

Jadi, sama seperti Hong Kong, Makau memiliki bendera sendiri untuk mencerminkan statusnya yang unik dan sejarah kolonialnya yang panjang, yang membuatnya berbeda dari wilayah-wilayah lain di Tiongkok.

Mengapa Hong Kong memiliki bendera sendiri?

Hong Kong memiliki sejarah yang sangat unik yang membuatnya berbeda dari wilayah lain di Tiongkok, sehingga memiliki bendera dan identitasnya sendiri.

Hong Kong adalah koloni Inggris selama lebih dari 150 tahun, mulai dari Perang Candu Pertama pada tahun 1842 hingga tahun 1997. Selama periode ini, Hong Kong berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan yang penting di Asia. Meskipun berada di bawah kekuasaan Inggris, Hong Kong tetap memiliki penduduk mayoritas Tionghoa yang mempertahankan budaya, bahasa, dan tradisi mereka.

Pada tahun 1984, Inggris dan Tiongkok menandatangani Deklarasi Bersama Tiongkok-Inggris, yang menetapkan bahwa Hong Kong akan dikembalikan kepada Tiongkok pada 1 Juli 1997, tetapi dengan syarat bahwa Hong Kong akan mempertahankan sistem hukumnya yang berbeda dan otonomi yang luas di bawah prinsip “satu negara, dua sistem” selama 50 tahun setelah penyerahan.

Sebagai bagian dari persiapan untuk transisi ini, Hong Kong merancang benderanya sendiri yang mencerminkan identitas unik wilayah tersebut. Bendera Hong Kong yang sekarang digunakan diadopsi pada 4 April 1990, dan mulai resmi digunakan pada 1 Juli 1997, saat penyerahan kedaulatan dari Inggris ke Tiongkok. Bendera ini menampilkan bunga bauhinia putih di tengah latar belakang merah. Bunga bauhinia merupakan simbol Hong Kong, mencerminkan perpaduan budaya Tiongkok dan Barat yang ada di wilayah tersebut.

Meskipun Hong Kong adalah bagian dari Tiongkok, wilayah ini masih memiliki otonomi yang cukup besar dalam berbagai aspek, termasuk sistem hukum, mata uang, kebijakan imigrasi, dan lain-lain. Ini adalah bagian dari alasan mengapa Hong Kong memiliki bendera dan simbol-simbol nasionalnya sendiri, sebagai representasi dari statusnya yang berbeda di bawah prinsip “satu negara, dua sistem.”

Bagaimana sejarah AIESEC?

AIESEC (Association Internationale des Étudiants en Sciences Économiques et Commerciales) adalah sebuah organisasi kepemudaan internasional yang didirikan pada tahun 1948 oleh sekelompok mahasiswa dari enam universitas di Eropa. Organisasi ini awalnya didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan perdamaian dan mendorong pengembangan potensi kepemimpinan di kalangan pemuda, terutama setelah dampak destruktif dari Perang Dunia II.

AIESEC telah berkembang menjadi organisasi global yang beroperasi di lebih dari 126 negara, termasuk Indonesia. Organisasi ini fokus pada pengembangan kepemimpinan melalui pengalaman lintas budaya, seperti program pertukaran internasional dan berbagai proyek sosial. AIESEC independen, non-profit, dan non-politik, dan diakui oleh UNESCO serta berafiliasi dengan Departemen Informasi Publik (DPI) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). AIESEC juga memiliki status konsultatif dengan Dewan Sosial Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC).

Awalnya, nama AIESEC merupakan singkatan dalam bahasa Prancis, tetapi seiring waktu, maknanya berkembang dan tidak lagi terkait secara langsung dengan bidang ekonomi dan komersial. AIESEC telah memainkan peran penting dalam mendorong pertukaran budaya dan informasi, serta memberikan kesempatan bagi pemuda di seluruh dunia untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka.

Organisasi ini terus berkembang dan pada tahun 1977 sudah memiliki anggota di 50 negara dari enam benua. Pada tahun 1984, AIESEC telah mendirikan lebih dari 5000 rumah singgah untuk mahasiswa yang mengikuti program pertukaran internasional selama satu tahun.