Monthly Archives: February 2025

Bagaimana cara menghitung BSA?

Body Surface Area (BSA) atau luas permukaan tubuh adalah ukuran yang digunakan dalam berbagai pengaturan medis untuk menilai dosis obat, fungsi ginjal, atau kondisi tubuh lainnya. Ada beberapa rumus yang dapat digunakan untuk menghitung BSA, namun rumus yang paling umum adalah Rumus Mosteller karena kesederhanaannya.

Langkah-langkah Menghitung BSA:

  1. Siapkan Data:
    • Tinggi badan dalam sentimeter (cm).
    • Berat badan dalam kilogram (kg).
  2. Masukkan ke dalam Rumus Mosteller:
    • Kalikan tinggi badan (cm) dengan berat badan (kg).
    • Bagi hasilnya dengan 3600.
    • Ambil akar kuadrat dari hasil tersebut.

Contoh Perhitungan:

Jika seseorang memiliki tinggi 170 cm dan berat badan 65 kg, maka BSA-nya dihitung dengan langkah-langkah berikut:

  1. Kalikan 170 dengan 65 untuk mendapatkan 11.050.
  2. Bagilah 11.050 dengan 3600 untuk mendapatkan sekitar 3,07.
  3. Ambil akar kuadrat dari 3,07, yang memberikan hasil sekitar 1,75 m².

Jadi, BSA orang tersebut sekitar 1.75 m².

Penggunaan BSA:

  • Dosis Obat: Digunakan untuk menghitung dosis obat-obatan tertentu, terutama dalam kemoterapi.
  • Evaluasi Fungsi Ginjal: Dipakai untuk memperkirakan laju filtrasi glomerulus (GFR).
  • Indikator Kesehatan: Memberikan gambaran tentang luas permukaan tubuh yang digunakan dalam berbagai pengukuran kesehatan lainnya.

Views: 10

Kopi manakah yang lebih baik, robusta atau arabika?

Whether robusta or arabica coffee is “better” depends on your taste preferences and what you value in a cup of coffee. Both have distinct characteristics.

Arabica tends to be the crowd favorite, making up about 60-70% of global coffee production. It’s known for a smoother, sweeter taste with brighter, more acidic notes—think fruity or floral vibes. It’s grown at higher altitudes, which slows the bean development and amps up the flavor complexity. That’s why coffee snobs often rave about it; you’ll see it in specialty shops with tasting notes like “blueberry” or “jasmine.” But it’s also pricier and more delicate to grow, so it’s less forgiving if the conditions aren’t perfect.

Robusta, on the other hand, is the gritty underdog—about 30-40% of production. It’s got a bolder, harsher taste, often described as earthy or nutty, with a heavier body and less acidity. It packs nearly twice the caffeine of arabica, which is why it’s a go-to for espresso blends or instant coffee. It’s tougher to grow, thriving in lower altitudes and harsher climates, making it cheaper and more abundant. Some love its punchy, no-nonsense profile; others find it too bitter or rubbery.

So, why pick one? If you’re into nuanced flavors and don’t mind spending more, arabica’s your vibe. If you want a strong, affordable kick that doesn’t mess around, robusta’s got you. Personally, I’d lean arabica for sipping and robusta for when I need to power through a deadline—best of both worlds if you mix them right. What’s your take—what do you usually drink?

Views: 0

Apa keunggulan kuliah Teknik Kimia?

Secara umum, dalam program Sarjana (S1) Teknik Kimia, mahasiswa akan mempelajari berbagai mata kuliah yang mencakup aspek-aspek ilmiah, teknis, dan aplikatif dari teknik kimia. Berikut adalah beberapa bidang utama yang biasanya dipelajari:

Mata Kuliah yang Dipelajari:

  1. Dasar-dasar Ilmiah:
    • Kimia Dasar, Kimia Organik, Kimia Fisik
    • Fisika Dasar
    • Matematika (Kalkulus, Aljabar Linier, Statistik)
  2. Teknik Kimia Fundamental:
    • Pengantar Teknik Kimia
    • Termodinamika
    • Mekanika Fluida
    • Perpindahan Kalor
    • Perpindahan Massa
    • Kinetika dan Teknik Reaksi Kimia
  3. Proses dan Operasi Unit:
    • Proses Mekanik (Distilasi, Ekstraksi, Absorpsi, dll.)
    • Teknologi Proses Kimia
    • Perancangan Proses
    • Pengendalian Proses
    • Keselamatan dan Higiene Industri
  4. Aplikasi Teknologi dan Industri:
    • Rekayasa Lingkungan
    • Teknologi Pangan
    • Teknologi Polimer
    • Pengolahan Minyak dan Gas
    • Manajemen Energi dan Sumber Daya
  5. Praktikum dan Proyek:
    • Praktikum Laboratorium
    • Proyek Akhir atau Tugas Akhir yang melibatkan penelitian atau desain proses
  6. Keterampilan Tambahan:
    • Manajemen Proyek
    • Etika Profesional
    • Komunikasi Teknik dan Laporan

Target Profil Lulusan:

Lulusan S1 Teknik Kimia diharapkan memiliki:

  • Kemampuan Teknis: Mampu merancang, mengoperasikan, dan mengoptimalkan proses industri kimia dengan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip kimia dan teknik.
  • Pemecahan Masalah: Keterampilan analitis dalam mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi yang efisien dan berkelanjutan.
  • Inovasi dan Penelitian: Mampu terlibat dalam penelitian dasar atau aplikatif untuk mengembangkan teknologi baru atau meningkatkan proses yang sudah ada.
  • Keselamatan dan Lingkungan: Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip keselamatan kerja dan pengelolaan lingkungan untuk menjamin operasi industri yang aman dan ramah lingkungan.
  • Manajemen dan Komunikasi: Keterampilan dalam manajemen proyek, kepemimpinan tim, dan komunikasi teknis, baik secara lisan maupun tertulis.
  • Etika Profesional: Menerapkan etika profesional dalam semua aspek pekerjaan, termasuk integritas dalam praktik teknik dan tanggung jawab sosial.
  • Fleksibilitas dan Adaptasi: Mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi dan industri, serta memiliki kemampuan untuk belajar dan menerapkan ilmu baru.

Profil ini menunjukkan bahwa lulusan Teknik Kimia tidak hanya dibutuhkan di industri kimia tapi juga di berbagai sektor seperti farmasi, energi, makanan dan minuman, lingkungan, dan banyak lagi, baik di perusahaan besar maupun start-up inovatif.

Untuk individu yang menyukai dunia kesehatan dan memiliki latar belakang Teknik Kimia, ada beberapa spesialisasi di jenjang master yang bisa sangat relevan dan menarik. Berikut adalah beberapa pilihan:

Spesialisasi di Master:

  1. Biomedical Engineering (Teknik Biomedis):
    • Biomaterials: Mengembangkan material untuk aplikasi medis seperti implant atau alat bantu jaringan.
    • Tissue Engineering: Fokus pada regenerasi jaringan atau organ dengan teknik kimia.
    • Biomedical Devices: Desain dan pengembangan perangkat medis seperti sensor atau sistem penyampaian obat.
  2. Chemical and Biochemical Engineering (Teknik Kimia dan Biokimia):
    • Pharmaceutical Engineering: Mengoptimalkan proses produksi obat, termasuk pemurnian, formulasi, dan pengemasan.
    • Bioprocess Engineering: Mengelola proses biologis untuk produksi obat atau bahan biologis lainnya.
  3. Biotechnology (Bioteknologi):
    • Biopharmaceuticals: Penelitian dan pengembangan obat berbasis biologi seperti vaksin atau terapi gen.
    • Industrial Biotechnology: Menggunakan proses biologis untuk produksi bahan kimia atau bahan bakar biologis yang relevan dengan kesehatan.
  4. Regenerative Medicine (Kedokteran Regeneratif):
    • Stem Cell Research: Penelitian mengenai sel punca untuk pengobatan atau regenerasi jaringan.
    • Drug Delivery Systems: Pengembangan sistem penyampaian obat yang lebih efektif dan aman.
  5. Environmental Health Engineering (Teknik Kesehatan Lingkungan):
    • Water Treatment and Hygiene: Mengembangkan teknologi untuk membersihkan air dan memastikan sanitasi yang baik untuk kesehatan masyarakat.
    • Air Pollution Control: Mengurangi dampak polusi udara terhadap kesehatan.
  6. Nanotechnology for Health (Nanoteknologi untuk Kesehatan):
    • Nanomedicine: Aplikasi nanobahan dalam diagnosis dan terapi penyakit.

Program Studi:

  • Master of Science (M.Sc) in Biomedical Engineering
  • M.Sc in Chemical Engineering with a focus on Biopharmaceuticals
  • M.Sc in Biotechnology
  • Master of Engineering (M.Eng) in Pharmaceutical Engineering
  • M.Sc in Regenerative Medicine

Universitas yang Menawarkan Program Ini:

  • Di Indonesia, seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB), atau Universitas Gadjah Mada (UGM).
  • Di luar negeri, banyak universitas terkenal seperti MIT, University of California, Stanford, atau ETH Zurich yang menawarkan program terkait.

Pilihan spesialisasi ini akan memberikan Anda pengetahuan dan keterampilan yang sangat relevan di dunia kesehatan, menghubungkan dasar ilmu kimia dengan aplikasi praktis dalam biomedis dan bioteknologi. Pastikan untuk mencari program yang benar-benar sesuai dengan minat dan tujuan karier Anda.

Views: 0