Ada beberapa jenis biji kopi, tetapi secara umum, terdapat empat jenis utama yang diakui secara komersial:
Arabika (Coffea arabica): Jenis kopi ini paling populer di dunia dan menyumbang sekitar 60-70% produksi kopi global. Rasanya lebih ringan, asam, dan sering dianggap lebih halus daripada jenis kopi lainnya.
Robusta (Coffea canephora): Kopi Robusta memiliki rasa yang lebih kuat dan pahit dibandingkan Arabika, dengan kandungan kafein yang lebih tinggi. Kopi ini lebih mudah tumbuh dan sering digunakan dalam kopi instan atau espresso karena crema yang dihasilkannya.
Liberika (Coffea liberica): Jenis kopi ini lebih jarang ditemui dan tumbuh di beberapa daerah di Afrika Barat dan Asia Tenggara, termasuk Filipina. Rasanya cenderung lebih eksotis, dengan aroma yang unik dan rasa yang lebih pedas dan buah.
Excelsa (Coffea excelsa): Dulu dianggap sebagai varietas dari Liberika, Excelsa tumbuh di Asia Tenggara dan digunakan untuk menambahkan kompleksitas pada campuran kopi. Rasanya lebih tajam dengan sentuhan asam yang kuat, sering kali memberikan karakter unik pada kopi yang dicampur.
Jadi, meskipun ada berbagai varietas dan sub-varietas dari setiap jenis ini, empat jenis biji kopi utama adalah Arabika, Robusta, Liberika, dan Excelsa.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai masing-masing jenis biji kopi, karakteristik, volume penjualan, dan aspek lainnya:
1. Arabika (Coffea arabica)
Karakteristik:
Rasa: Cenderung ringan, halus, dengan tingkat keasaman yang tinggi. Rasa buah-buahan, bunga, dan manis sering kali terasa dalam Arabika. Kopi Arabika sering digambarkan memiliki karakteristik yang lebih kompleks dan berlapis-lapis.
Aroma: Wangi yang lembut dan sering memiliki aroma bunga atau buah.
Kandungan Kafein: Lebih rendah daripada Robusta (sekitar 0.8–1.4% kafein).
Pertumbuhan: Arabika tumbuh di dataran tinggi pada ketinggian 600-2000 meter di atas permukaan laut, dan membutuhkan suhu yang sejuk serta kondisi yang stabil.
Daerah Produksi Utama: Amerika Selatan (terutama Brasil), Amerika Tengah, dan Afrika Timur (terutama Ethiopia).
Volume Penjualan:
Pasar Global: Arabika merupakan jenis kopi yang paling banyak diperdagangkan di dunia, menyumbang sekitar 60-70% dari produksi kopi global.
Harga: Biasanya lebih mahal dibandingkan dengan Robusta karena faktor seperti kerumitan budidaya, biaya produksi yang lebih tinggi, dan cita rasa yang dianggap lebih superior.
Catatan Lain:
Kopi Arabika lebih rentan terhadap penyakit dan membutuhkan kondisi lingkungan yang lebih spesifik untuk tumbuh dengan baik.
Kopi spesial atau gourmet biasanya terbuat dari varietas Arabika.
2. Robusta (Coffea canephora)
Karakteristik:
Rasa: Lebih kuat, kasar, pahit, dan cenderung memiliki rasa kacang atau tanah. Kurang asam dibandingkan Arabika, tetapi memiliki body yang lebih tebal dan lebih intens.
Aroma: Lebih tajam dan kuat, kadang-kadang dengan sentuhan cokelat atau kayu.
Kandungan Kafein: Lebih tinggi dibandingkan Arabika (sekitar 1.7–2.7% kafein).
Pertumbuhan: Tumbuh di dataran rendah pada ketinggian di bawah 800 meter dan lebih tahan terhadap hama serta kondisi cuaca ekstrem.
Daerah Produksi Utama: Vietnam (penghasil Robusta terbesar di dunia), Indonesia, dan beberapa negara Afrika Barat.
Volume Penjualan:
Pasar Global: Robusta menyumbang sekitar 30-40% dari produksi kopi global.
Harga: Umumnya lebih murah daripada Arabika karena tanaman ini lebih mudah dibudidayakan dan lebih tahan terhadap penyakit. Kopi instan biasanya terbuat dari biji Robusta karena kandungan kafeinnya yang lebih tinggi.
Catatan Lain:
Robusta sering digunakan sebagai campuran dalam kopi espresso karena memberikan crema yang tebal.
Biji kopi ini lebih banyak digunakan dalam produksi kopi instan karena kandungan kafein yang tinggi dan rasa yang lebih intens.
3. Liberika (Coffea liberica)
Karakteristik:
Rasa: Memiliki rasa yang sangat unik, sering kali digambarkan sebagai campuran antara rasa buah, bunga, dan pedas. Ada yang mengatakan bahwa rasa Liberika lebih “asap” dan “kayu.”
Aroma: Sangat khas dengan aroma buah yang menyengat.
Kandungan Kafein: Lebih rendah dibandingkan dengan Arabika dan Robusta.
Pertumbuhan: Tumbuh di dataran rendah dan lebih tahan terhadap hama serta penyakit.
Daerah Produksi Utama: Afrika Barat dan Asia Tenggara (Filipina, Malaysia).
Volume Penjualan:
Pasar Global: Liberika merupakan jenis kopi yang sangat jarang di pasar global, hanya menyumbang kurang dari 2% dari produksi kopi dunia. Namun, di beberapa negara seperti Filipina, kopi ini sangat populer dan menjadi bagian dari budaya kopi lokal.
Harga: Karena ketersediaannya yang terbatas, harga kopi Liberika bisa sangat mahal di beberapa pasar khusus.
Catatan Lain:
Liberika pernah digunakan untuk menggantikan tanaman Arabika yang rusak akibat penyakit di Afrika pada akhir abad ke-19.
Meskipun jarang ditemui di pasar global, kopi ini memiliki penggemar setia di beberapa negara.
4. Excelsa (Coffea excelsa)
Karakteristik:
Rasa: Cenderung memiliki rasa yang lebih tajam, asam, dan sering kali menambahkan dimensi unik pada campuran kopi. Ada rasa buah-buahan yang menyegarkan, dengan keseimbangan rasa yang kontras antara asam dan manis.
Aroma: Cenderung memiliki aroma buah-buahan tropis yang kuat.
Kandungan Kafein: Lebih rendah dibandingkan Arabika dan Robusta, tetapi tidak sepadat Arabika dalam hal rasa.
Pertumbuhan: Tumbuh di dataran rendah dan lebih tahan terhadap cuaca ekstrem dan penyakit.
Daerah Produksi Utama: Asia Tenggara, terutama Vietnam dan Filipina.
Volume Penjualan:
Pasar Global: Excelsa sangat jarang di pasar kopi internasional, sering digunakan sebagai komponen campuran kopi untuk menambahkan karakteristik tertentu, tetapi hanya menyumbang sebagian kecil dari produksi kopi dunia.
Harga: Harga bervariasi, tetapi karena kelangkaannya, biasanya dijual lebih mahal dibandingkan dengan Robusta.
Catatan Lain:
Excelsa dulunya dianggap sebagai bagian dari spesies Liberika, tetapi sekarang diklasifikasikan secara terpisah karena perbedaan rasa dan karakteristik tanaman.
Ringkasan
Arabika: Dominan di pasar global dengan rasa kompleks dan lebih ringan. Pasar premium dan spesial.
Robusta: Lebih kuat dan pahit dengan kandungan kafein tinggi, cocok untuk kopi instan dan espresso.
Liberika: Langka, dengan rasa unik dan aroma yang khas, populer di pasar lokal Asia Tenggara.
Excelsa: Langka, digunakan sebagai bahan campuran untuk memberikan keseimbangan rasa yang unik.
Keempat jenis kopi ini menawarkan berbagai pilihan rasa dan karakteristik, yang membuatnya menarik bagi berbagai jenis penikmat kopi di seluruh dunia.
Apa basa kramane nulis? Basa kramane nulis yaiku nyerat.
Apa basa kramane njungkati? Basa kramane njungkati yaiku nyerati.
Tulis
Ngoko: Tulis
Krama: Serat
Bahasa Indonesia: Tulis
Nulis
Ngoko: Nulis
Krama: Nyerat
Bahasa Indonesia: Menulis
Layang
Ngoko: Layang
Krama: Serat
Bahasa Indonesia: Surat
Nglayangi
Ngoko: Nglayangi
Krama: Nyerati
Bahasa Indonesia: Memberi surat
Jungkat
Ngoko: Jungkat
Krama: Serat
Krama (substandar): Suri
Krama alus (=krama inggil): Pethat
Bahasa Indonesia: Sisir
Jungkatan
Ngoko: Jungkatan
Krama: Seratan
Krama (substandar): Suren
Krama alus (=krama inggil): Pethatan
Bahasa Indonesia: Bersisir, menyisir rambut
Njungkati
Ngoko: Njungkati
Krama: Nyerati
Krama (substandar): Nyureni
Krama alus (=krama inggil): Methati
Bahasa Indonesia: Menyisir
Apa basa kramane bathik? Basa kramane bathik yaiku serat.
Apa basa kramane mori? Basa kramane mori yaiku monten.
Apa basa kramane malam? Basa kramane malam yaiku lilin.
Bathik
Ngoko: Bathik
Krama: Serat
Bahasa Indonesia: Batik
Mbathik
Ngoko: Mbathik
Krama: Nyerat
Bahasa Indonesia: Membatik
Bathikan
Ngoko: Bathikan
Krama: Seratan
Bahasa Indonesia: Batikan
Malam
Ngoko: Malam
Krama: Lilin
Bahasa Indonesia: Lilin (untuk batik)
Lawon
Ngoko: Lawon
Krama (substandar): Pethakan
Bahasa Indonesia: Mori
Mori
Ngoko: Mori
Krama: Monten
Krama (substandar): Pethakan
Bahasa Indonesia: Mori, kafan
Apa basa kramane ya? Basa kramane ya yaiku inggih.
Apa basa kramane yekti? Basa kramane yekti yaiku yektos.
Ya
Ngoko: Ya (iya)
Krama: Inggih
Krama madya: Enggih
Bahasa Indonesia: Ya
Yekti
Ngoko: Yekti
Krama: Yektos
Bahasa Indonesia: Betul
Sayekti
Ngoko: Sayekti
Krama: Sayektos
Bahasa Indonesia: Sebetulnya
Berikut ini adalah bahasa kromo dan kromo inggil untuk kata-kata Bahasa Jawa ngoko dengan huruf awal A dan B. Ada artinya dalam Bahasa Indonesia juga. Scroll saja ke bawah.
Butuh bantuan belajar Bahasa Jawa terutama mencari krama alus dari suatu kata ngoko? Kami sudah siapkan solusinya.
A
Ngoko
Krama
Krama Inggil
Bahasa Indonesia
Aba
Dhawuh
Perintah
Abah-abah
Kambil
Pelana
Abang
Abrit
Merah
Abot
Awrat
Berat
Adang
Bêthak
Menanak nasi
Adêg
Jumênêng
Berdiri
Adhêm
Asrêp
Dingin
Adhêp
Ajêng
Hadap
Adhi
Rayi
Adik
Adoh
Têbih
Jauh
Adol
Sade
Jual
Adon
Abên
Sabung
Adu
Abên
Menyabung
Adus
Siram
Mandi
Agama
Agami
Agama
Age
Enggal
Cepat
Agek
Sawêg
Baru saja
Aja
Sampun
Jangan
Ajang
Ajang
Ambêng
Tempat nasi
Aji
Aos
Nilai, Harga, Martabat
Aju
Ajêng
Maju
Akeh
Kathah
Banyak
Akon
Akên
Dhawuh
Suruh
Aksama
Aksami
Ampun, Maaf
Aku
Kula
Dalêm
Saya
Aku, Ngaku
Aken
Mengaku
Ala
Awon
Buruk, Jelek
Alangan
Pambêngan
Halangan
Alas
Wana
Hutan
Ali-ali
Sêsupe
Cincin
Alih
Pindhah
Pindah
Alis
Imba
Alis
Amarga
Amargi
Karena
Amba
Wiyar
Lebar
Ambu
Ambêt
Ganda
Bau
Ambung
Aras
Cium
Amek
Mêndhêt
Ambil
Amêrga
Amêrgi
Karena
Amit
Nuwun sewu
Minta maaf
Ampir
Pinarak
Singgah
Ana
Wonten
Ada
Anak
Anak, Lare
Putra
Anak
Andêl
Pitados
Percaya
Angel
Awrat
Sulit
Anggêr
Saugêr
Asalkan
Angkat
Bidhal
Tindhak, Jêngkar
Pergi
Anggo
Anggê
Agêm
Pakai
Angon
Angen
Menggembala
Ani-ani
Pugut
Ani-ani (Alat penuai padi)
Anom
Ênem
Muda
Antara
Antawis
Antara
Anut
Tumut
Dherek
Ikut
Anyar
Enggal
Baru
Apa
Punapa
Apa
Apik
Sae
Baik, Bagus
Apura
Apuntên
Maaf
Arah
Angkah
Maksud, Tujuan
Aran
Nama
Asma
Nama
Arang
Awis
Jrang
Arep
Ajêng
Kêrsa
Mau
Arti
Artos
Makna
Asor
Awon
Andhap
Rendah
Asu
Sêgawon
Anjing
Ati
Manah
Penggalih
Hati
Atop
Sêgu
Tersendawa
Atur
Unjuk
Unjuk
Beri
Awak
Badan
Salira
Badan, Tubuh
Awan
Siyang
Siang
Aweh
Nyukani
Maringi
Beri
Ayake
Mbok mênawi
Barangkali
Ayo
Mangga
Mangga
Marilah
Ngoko
Krama
Krama Inggil
Indonesia
aba
.
dhawuh
perintah
aba
.
ngaturi
perintah
abah-abah
abah-abah
kambil
pelana
abang
abrit
.
merah
abangan
abritan
.
tak beragama
abot
awrat
.
berat
abur
abur
.
terbang
abur
iber (substandar)
.
terbang
abur-aburan
iber-iberan (substandar)
.
semua binatang terbang
adang
bethak
.
menanak nasi
adeg
.
jumeneng
berdiri
adeg-adegan
jumenengan
.
sambil berdiri
adi-adi
ados-ados (substandar)
.
manja
adoh
tebih
.
jauh
adoh
tebah (substandar)
.
jauh
adoh-adohan
tebih-tebihan
.
lomba jauh
adoh-adohan
tebah-tebahan (substandar)
.
lomba jauh
adol
sade
.
jual
B
Ngoko
Krama
Krama Inggil
Bahasa Indonesia
Bacut
Lajêng
Kemudian, Lantas
Bae
Kemawon
Hanya
Bakal
Badhe
Akan
Baki
Panadhahan
Nampan
Bako
Sata
Tembakau
Baku
Bakên
Pokok
Bali
Wangsul
Kondur
Kembali
Balung
Tosan
Tulang
Banda
Dipunbêsta
Dibelenggu
Bangêt
Sangêt
Sangat
Bangga
Banggi
Tidak Menurut
Bangkekan
Wangkingan
Pinggang
Banjir
Bêna
Banjir
Banjur
Lajêng
Lalu, Setelah itu
Bantal
Kajang
Bantal
Banyu
Toya
Air
Bapa, Bapak
Rama
Bapak
Barêng
Sarêng
Bersama
Barêp
Pambajêng
Pambayun
Sulung
Bata
Banon
Batu bata
Bathik
Sêrat
Batik
Bathuk
Palarapan
Dahi
Batin
Batos
Batin
Batur
Rencang
Abdi
Hamba, Pembantu
Bebek
Kambangan
Itik
Beda
Bêntên
Beda
Ben, Karêben
Kajêngipun
Kêrsanipun
Biarlah
Besuk
Benjing
Besuk
Bêbêd
Nyamping
Jarik (untuk pria)
Bêbuwang
Bêbucal
Bobotan
Buang air besar
Bêcik
Sae
Baik
Bêdhil
Sênjata
Senjata
Bêdudan
Watangan
Pipa rokok
Bênêr
Lêrês
Kasinggihan
Benar, Betul
Bêngi
Dalu
Malam
Bêras
Wos
Beras
Bisa
Sagêd
Dapat, Bisa
Biyen
Riyin
Rumiyin
Dulu
Biyung
Ibu
Ibu
Bobot
Wawratipun
Beratnya
Bocah
Lare
Anak
Bojo
Semah
Garwa
Suami/Istri
Bokong
Pocong
Bokong
Bolah
Bênang
Benang
Boreh
Konyoh
Bedak
Brengos
Rawis
Kumis
Bubar
Bibar
Selesai
Bubrah
Bibrah
Rusak
Budi
Manah
Pênggalih
Budi, Pikiran, Akal
Budhal
Bidhal
Berangkat
Bukak
Bikak
Buka
Bungah
Bingah
Rêna
Gembira
Buri
Wingking
Belakang
Buru
Bujêng
Buru
Buruh
Bêrah
Buruh, Pekerja
Buta
Danawa
Raksasa
Butuh
Bêtah
Butuh
Buwang
Bucal
Buang
Buyar
Rampung
Rampung
Selesai
Sumber: kramainggil.wordpress.com/2017/02
Bahasa Jawa memiliki setidaknya tiga tingkatan: ngoko, krama, dan krama inggil. Tidak semua Boso Jowo ngoko memiliki Boso Jowo kromo atau Boso Jowo kromo inggil. Tulisan ini berisi kata-kata berbahasa Jawa ngoko dengan huruf depan C dan D:
C
Ngoko
Krama
Krama Inggil
Bahasa Indonesia
Calathu
Wicantên
Ngandika
Berbicara
Cangkêm
Lesan
Tutuk
Mulut
Cangkir
Tuwung
Cangkir
Carita
Cariyos
Cerita
Caturan
Wicantên
Ngendikan
Omongan
Cawis
Cawisaken
Caosaken
Disiapkan
Celeng
Andhapan
Babi hutan
Cewok
Cawik
Bercebok
Cêdhak
Cêlak
Dekat
Cêkêl
Cêpêng
Dipunasta
Dipegang
Cêndhek
Andhap
Pendek, Rendah
Cêngêl
Griwa
Tengkuk
Cêpêt
Enggal
Cepat
Cilik
Alit
Kecil
Coba
Cobi
Coba
Crita
Criyos
Cerita
Cucul
Lukar
Lepas baju
Cukup
Cêkap
Cukup
Cukur
Pangkas
Paras
Bercukur
Cumbana
Saresmi
Setubuh
Cundhuk
Sangsangan
Sunting
D
Ngoko
Krama
Krama Inggil
Bahasa Indonesia
Dadah
Ginda
Pijit
Dadi
Dados
Jadi
Dagang
Gramen
Dagang
Dalan
Radinan
Margi
Jalan
Dandan
Dandos
Busana
Berhias
Darma
Darmi
Pelaksanaan tugas
Dawa
Panjang
Panjang
Deleh
Suka
Paring
Taruh
Desa
Dhusun
Desa
Dêlêng
Tingal
Priksa
Lihat
Dêrma
Drêma
Amal
Dhadha
Jaja
dada
Dhayoh
Tamu
Tamu
Dhêk
Kala
Pada waktu
Dhêmên
Rêmên
Senang
Dhêngkul
Jêngku
Lutut
Dhêngêr
Sumêrêp
Priksa
Tahu, Mengerti
Dhewe
Piyambak
Sendiri
Dhek
Kala
Nalika
Ketika
Dhisik
Rumiyin
Dahulu
Dhun
Mandhap
Turun
Dhuwit
Yatra
Arta
Uang
Dhuwur
Inggil
Luhur
Tinggi
Dina
Dintên
Hari
Diyan
Dilah
Lampu
Dlamakan
Samparan
Dluwang
Dlancang
Kertas
Dodod
Kampuh
Dodot
Dokok
Dekek
Paring
Taruh
Dol
Sade
Jual
Dolan
Amêng-amêng
Main-main
Dom
Jarum
Jarum
Doyan
Purun
Kêrsa
Mau
Driji
Racikan
Jari
Du, Ngedu
Ngaben
Mengadu
Dudu
Sanes
Bukan
Duga
Dugi
Duga
Dulang
Ndulang
Ndahari
Menyuapi
Dulur
Dherek
Santana
Saudara
Durung
Dereng
Belum
Duwe
Gadhah
Kagungan
Punya
Ngoko
Krama [s=substandar; m=madya]
Krama Inggil
Indonesia
dang
bethak
.
menanak nasi
dangan
bethakan
.
takaran beras
dang-dangan
bethakan
.
hasil menanak nasi
deg
.
jumeneng
berdiri
doh
tebih
.
jauh
doh
tebah [s]
.
jauh
dol
sade
.
jual
dus
.
siram
mandi
Terima kasih.
Tidak semua Boso Jowo ngoko memiliki Boso Jowo kromo atau Boso Jowo kromo inggil. Tulisan ini berisi kata-kata berbahasa Jawa ngoko dengan huruf depan E:
Kalimat-kalimat yang tak terlalu langsung, banyak sekali dipakai dalam bahasa Jawa. Di dalam masyarakat Jawa, terutama yang tradisional, dianggap baik kalau seseorang itu tanggap ing sasmita (pandai memahami isyarat atau pertanda).[1]
Tingkat tutur Bahasa Jawa ada 3, yang dibagi lagi menjadi 3 sub-tingkat untuk tiap tingkat (urut dari paling tinggi ke paling rendah):[1]
Krama
Muda krama
Kramantara
Wreda krama
Madya
Madya krama
Madyantara
Madya ngoko
Ngoko
Basa antya
Antya basa
Ngoko lugu
Tingkat tutur ngoko mencerminkan rasa tak berjarak antara O1 (orang pertama) terhadap O2 (orang kedua). Jadi, untuk seseorang yang ingin menyatakan keakrabannya terhadap seseorang, tingkat ngoko inilah yang seharusnya dipakai. Orang yang sedang marah, kesakitan, dan dalam keadaan lain yang mengandung emosi tinggi, biasanya juga bercakap dengan ngoko.[1]
Untuk setiap konsep yang dapat dikatakan/diterjemahkan dalam bahasa Jawa, tentu ada kata ngokonya. Ngoko adalah dasar dari semua leksikon. Dalam tingkat tutur yang mana pun, kata-kata ngoko ini mesti terpakai apabila kata-kata itu tidak mempunyai padanan dalam krama, madya, krama inggil (meninggikan O2) atau krama andap (merendahkan O1). Leksikon krama inggil atau krama andap tidak berfungsi membentuk tingkat tutur tersendiri, melainkan hanya memberikan variasi kepada tingkat tutur yang telah ada.[1]
Jumlah kata-kata krama ada kira-kira 850. Ada kata krama yang bentuknya sama sekali lain dengan padanan ngokonya. Ada kata-kata krama yang bentuknya agak menyerupai bentuk ngokonya, antara lain menggunakan bentuk akhiran -os, -nten, -bet, -won, -jeng, -ntun; mengganti vokal dengan i; atau mengganti rangkaian vokal dengan e dan a. Apa yang sekarang dianggap krama, mungkin bukan lagi krama beberapa tahun yang akan datang. Apa yang dianggap substandar sekarang, mungkin standar pada beberapa tahun yang akan datang.[1]
Nama tempat seharusnya tidak boleh dibuat krama. Tetapi sering ada orang yang mengubahnya menjadi krama apabila ia bercakap dalam tingkat tutur krama. Dengan sendirinya bentuk krama untuk nama-nama tempat ini dianggap keliru oleh golongan orang terdidik dan priayi. Contoh nama-nama kota yang dikramakan ini ialah Semawis untuk Semarang, Wanasantun untuk Wanasari.[1]
Sumber:
Soepomo Poedjosoedarmo dkk. 2013. Tingkat Tutur Bahasa Jawa. Yogyakarta: Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam Bahasa Jawa, anak hewan dapat memiliki istilah khususnya sendiri. Berikut ini sebutan anak hewan dalam Boso Jowo diurutkan menurut abjad (95 arane anak kewan). Lalu karena banyak hewan yang mungkin jarang dijumpai sehari-hari/ditanyakan maka di bagian bawah ada daftar 20 arane anak kewan (5 + 15) yang sebaiknya anda ketahui.
Anak Ampel
Diarani
Embug-embugan
Anak Angkrang
Diarani
Kroto
Anak Asu
Diarani
Kirik
Anak Babi
Diarani
Gembluk
Anak Bandeng
Diarani
Nener
Anak Bantheng
Diarani
Wereng
Anak Banyak
Diarani
Blengur
Anak Baya
Diarani
Rete
Anak Bebek
Diarani
Meri
Anak Bethik
Diarani
Menter
Anak Blanak
Diarani
Sendha
Anak Brati
Diarani
Tongki
Anak Budheng
Diarani
Kowe
Anak Bulus
Diarani
Ketul
Anak Cacing
Diarani
Lur
Anak Cecak
Diarani
Sawiyah
Anak Celeng
Diarani
Genjik
Anak Coro
Diarani
Mendhet
Anak Dara
Diarani
Piyik
Anak Dhorang
Diarani
Tamper
Anak Emprit
Diarani
Indhil
Anak Gagak
Diarani
Engkak
Anak Gajah
Diarani
Bledug
Anak Gangsir
Diarani
Clondho
Anak Garangan
Diarani
Rase
Anak Garengpung
Diarani
Drungkuk
Anak Gemak
Diarani
Drigul
Anak Glathik
Diarani
Cecrekan
Anak Gundhik
Diarani
Laron/ Rayap
Anak Iwak
Diarani
Beyong
Anak Jangkrik
Diarani
Gendholo
Anak Jaran
Diarani
Belo
Anak Kadhal
Diarani
Tobil
Anak Kakap
Diarani
Caplek
Anak Kalajengking
Diarani
Ketupa
Anak Kancil
Diarani
Kenthi
Anak Kebo
Diarani
Gudel
Anak Kecapung
Diarani
Jenthit
Anak Kemangga
Diarani
Ceriwi
Anak Kepik
Diarani
Reki
Anak Kethek
Diarani
Munyuk/ kenyung
Anak Keyong
Diarani
Krikik
Anak Kidang
Diarani
Kompreng
Anak Kimar
Diarani
Kedah
Anak Kinjeng
Diarani
Senggutru
Anak Kinjeng Dom
Diarani
Undur-Undur
Anak Kintel
Diarani
Kenthus
Anak Kodhok
Diarani
Precil
Anak Kombang
Diarani
Engkuk
Anak Konang
Diarani
Endrak
Anak Kremi
Diarani
Racek
Anak Kucing
Diarani
Cemeng
Anak Kul
Diarani
Krikik
Anak Kupu
Diarani
Uler
Anak Kura
Diarani
Laos
Anak Kutuk
Diarani
Kotesan/ koncelan
Anak Kwangwung
Diarani
Gendhot
Anak Laler
Diarani
Set/ Singgat
Anak Lamuk
Diarani
Jenthik
Anak Lawa
Diarani
Kampret
Anak Lele
Diarani
Jabrisan
Anak Lemut
Diarani
Uget-Uget
Anak Lintah
Diarani
Pacet
Anak Lisang
Diarani
Beles
Anak Lodan
Diarani
Jengkelong
Anak Lutung
Diarani
Kenyung
Anak Luwak
Diarani
Kuwuk
Anak Luwing
Diarani
Gonggo
Anak Macan
Diarani
Gogor
Anak Manuk
Diarani
Piyik
Anak Menjangan
Diarani
Kompreng
Anak Menthok
Diarani
Minthi
Anak Merak
Diarani
Uncung
Anak Nyambik
Diarani
Slira
Anak Pe
Diarani
Genyong
Anak Pitik
Diarani
Kuthuk
Anak Pleting
Diarani
Jaringan
Anak Sapi
Diarani
Pedhet
Anak Sembilang
Diarani
Lenger
Anak Singa
Diarani
Dibal
Anak Tambra
Diarani
Bokol
Anak Tawon
Diarani
Gana
Anak Tekek
Diarani
Celolo
Anak Tikus
Diarani
Cindhil
Anak Tongkol
Diarani
Cengkik
Anak Tuma
Diarani
Kor
Anak Ula
Diarani
Kisi/ Ucet
Anak Urang
Diarani
Grago
Anak Wader
Diarani
Sriwet
Anak Wagal
Diarani
Jendhil
Anak Walang
Diarani
Dhogol
Anak Warak
Diarani
Plencing
Anak Wedhus
Diarani
Cempe
Anak Welut
Diarani
Udhet
Anak Yuyu
Diarani
Beyes
Tuladha 20 arane anake kewan
Berikut ini bisa dipilih 5 + 15 contoh nama-nama anak hewan, mengacu pada hewan-hewan yang mudah dikenali. Penting untuk diingat karena mungkin akan sering ditanyakan/digunakan.
Anak tikus arane cindhil, anak kucing arane cemeng. Anak sapi arane pedhet, anak kebo (kerbau) arane gudel. Anak wedhus (kambing, berlaku juga untuk domba alias “wedhus gibas”) arane cempe.
Anak gajah arane bledug, anak jaran (kuda) arane belo. Anak yuyu (kepiting, umumnya kepiting sawah/sungai) arane beyes, anak tuma (kutu, umumnya kutu rambut manusia) arane kor. Anak laler (lalat) arane set.
Anak pitik (ayam) arane kuthuk, anak manuk (burung) arane piyik. Anak menthok (bebek manila, entog) arane minthi, anak bebek arane meri.
Anak kodhok (katak) arane precil. Anak iwak (ikan) arane beyong. Anak kadhal arane tobil.
Anak cecak arane sawiyah, anak coro arane mendhet. Anak asu arane kirik.