Tag Archives: Jepang

Mengapa Prince Hisahito menjadi pembicaraan publik?

Prince Hisahito diterima di Tsukuba University, dan netizen Jepang ramai membahas perjalanan hariannya.

Alasan Heboh:

  1. Komutasi Jauh:
    Tsukuba berjarak sekitar 60-70 km dari Imperial Palace di Tokyo. Dengan kereta cepat, perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam, namun bisa mencapai 2 jam dengan transportasi biasa. Bagi mahasiswa biasa, perjalanan sejauh itu jelas melelahkan dan tidak efisien.
  2. Tidak Mungkin Ngekos:
    Anggota keluarga kekaisaran Jepang biasanya tinggal di kediaman resmi, seperti Imperial Palace atau Akasaka Estate, bahkan setelah memasuki universitas. Ngekos di dekat kampus seperti mahasiswa biasa dianggap tidak sesuai tradisi.
  3. Keamanan dan Logistik:
    Perjalanan harian dari istana melibatkan protokol keamanan yang rumit dan biaya tinggi. Netizen Jepang yang gemar menghitung efisiensi mempertanyakan hal ini.

Bagaimana cara kerja di Jepang pakai visa SSW?

https://twitter.com/skipbaperan/status/1843149948466135317

Proses Kerja ke Jepang dengan Visa SSW (Specified Skilled Worker) atau Tokutei Ginou (TG) – Pengalaman Muhammad Irfan

Visa kerja ke Jepang memiliki beberapa jenis, yaitu:

  1. Jisshusei (Magang)
  2. SSW / Tokutei Ginou (TG)
  3. Gijinkoku (Engineering)

Masing-masing visa memiliki persyaratan yang berbeda. Artikel ini akan membahas persyaratan untuk Visa SSW/TG.

Persyaratan utama untuk Visa SSW/TG:

  1. Usia 18-40 tahun
  2. Pendidikan minimal SMA atau SMK
  3. Lulus JLPT N4 atau JFT A2
  4. Lulus Tes Keahlian SSW (sesuai bidang yang diambil)
  5. Lulus pemeriksaan kesehatan (Medical Check-Up)

Langkah-langkah Pengurusan Visa SSW:

  1. Belajar Bahasa Jepang
    Muhammad Irfan memulai belajar bahasa Jepang dari nol tanpa dasar sebelumnya.
  2. Ujian JLPT N4 atau JFT A2
    Setelah belajar selama tiga bulan melalui kursus daring, ia mendaftar untuk tes JFT A2. Pada saat itu, pendaftaran JLPT belum dibuka (hanya tersedia dua kali dalam setahun). Alhamdulillah, ia berhasil lulus dengan nilai hampir sempurna.
    • Biaya tes: Rp550.000
  3. Ujian SSW
    Setelah lulus ujian JFT, Muhammad Irfan mempersiapkan diri untuk ujian SSW di bidang manufaktur pengolahan makanan. Materi ujian ini tersedia di situs web resmi, sehingga peserta dapat mengunduh dan mempelajarinya sebelum mengikuti ujian.
    • Biaya tes: Rp450.000
  4. Mensetsu / Job Matching
    Setelah memperoleh sertifikat JLPT/JFT dan SSW, kandidat dapat mencari lembaga pendukung tenaga kerja keterampilan khusus (TSK) untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi. Setelah mengajukan lamaran ke TSK, kandidat akan menjalani seleksi administrasi. Jika lolos, mereka akan diundang untuk mengikuti wawancara (mensetsu) dengan perusahaan.
  5. Penandatanganan Kontrak dengan TSK & Perusahaan
    Setelah dinyatakan lulus wawancara, kandidat akan menerima kontrak dari perusahaan melalui TSK. TSK akan membantu dalam pengurusan berbagai dokumen hingga keberangkatan ke Jepang, termasuk pembuatan paspor, pemberkasan untuk CoE (Certificate of Eligibility), dan pengurusan visa. Kandidat harus rutin berkoordinasi dengan TSK untuk memperbarui status proses ini.

Saat ini, Muhammad Irfan sedang menunggu terbitnya CoE dari Imigrasi Jepang. Proses yang dilaluinya dari nol hingga diterima kerja memakan waktu sekitar enam bulan (Januari – Juni 2024).

Rincian Biaya:

  • Biaya kursus N5-N4: Rp2.900.000
  • Biaya kelas mensetsu: Rp2.200.000
  • Biaya tes JFT: Rp450.000 (sebelum kenaikan menjadi Rp550.000)
  • Biaya tes SSW: Rp400.000 (sebelum kenaikan menjadi Rp450.000)
  • Paspor: Rp650.000 (e-passport)
  • Medical Check-Up: Rp750.000

Bagaimanakah akhir hidup Kaisar Hirohito?

Berikut ini adalah ringkasan akhir hidup Kaisar Hirohito (Kaisar Showa), yang memimpin Jepang selama Perang Dunia II dan seterusnya:

Kaisar Hirohito meninggal dunia pada 7 Januari 1989, setelah memerintah selama 62 tahun, menjadikannya kaisar dengan masa pemerintahan terpanjang dalam sejarah Jepang. Di akhir hidupnya, ia menghadapi berbagai tantangan kesehatan, termasuk kanker duodenum yang didiagnosis pada tahun 1987. Meskipun menjalani beberapa operasi, kesehatannya terus memburuk hingga akhirnya ia meninggal dunia pada usia 87 tahun.

Setelah kematiannya, Jepang memasuki periode berkabung nasional, dan ia dimakamkan dengan upacara kenegaraan yang dihadiri oleh banyak pemimpin dunia. Dengan kematiannya, berakhirlah era Showa, dan putranya, Akihito, naik takhta sebagai Kaisar Jepang berikutnya, memulai era baru yang dikenal sebagai era Heisei.